Berteman

204 11 0
                                    

LIKE..LIKE...LIKE...
Selalu tinggalkan LIkE setelah baca ya...

Foto hanya ilustrasi saja...!
.
.

***

Kini buku Rania sudah mengisi di semua toko-toko buku. Di perpustakaan-perpustakaan kampus juga sudah mengoleksinya. Meskipun belum best seller, namun peminatnya semakin banyak.

Rania semakin semangat mempersiapkan ujian beasiswanya. Tak terasa sudah dua bulan sejak penerbitan buku Rania dan ujian beasiswa akan dilaksanakan 2 minggu lagi.

"Lama tidak berjumpa Pak Adam." Ucap Rania dengan menutup bukunya merasa lelah belajar.

Rania merebahkan badannya di ranjang. Menatap langit-langit kamar dan teringat Adam.

"Kenapa aku bisa menyukainya? Bahkan sejak pertama kali melihatnya, aku sangat tertarik dengannya. Kenapa aku tidak menyukai orang lain saja. Aku jarang bertemu bahkan tidak pernah bertemu dengannya, apakah bisa aku memenangkan hatinya? Menyedihkan sekali aku ini." Keluh Rania.

Memang Rania adalah gadis yang manis dan pintar, namun Rania merasa kisah cintanya tak pernah manis. Pernah sekali pacaran saat SMA, itu saja hanya bertahan 3 bulan. Dan sampai sekarang di usianya yang cukup untuk menikah, dia bahkan belum memiliki kekasih.

"Memikirkan ujian saja sudah pusing, untuk apa juga aku pusing memikirkan pasangan. Nanti juga datang jika sudah waktunya. Tetap semangat Rania." Hibur Rania.
.
.

Sore hari, Rania janji bertemu Sarah di kafe biasa mereka bertemu. Kali ini Rania datang lebih dulu. Setelah memilih tempat duduk dan memesan minum, Rania meraih ponselnya dan membaca pesan dari Sarah.

"Sorry Rania, aku telat, disuruh antar mamaku dulu, hanya sebentar. Jangan lupa pesankan minum favoritku ya, luv you."

"Dasar anak ini, pasti lama nih." Gumam Rania.

Rania asik memainkan ponselnya hingga tak sadar seseorang menghampirinya.

"Boleh aku duduk sini?"

Rania menoleh dan menyahut dengan gugup

"Mm..eh... kau? Mas Adam?"

Adam blushing mendengar Rania menyebutknya 'Mas'. Entah sadar atau tidak, Rania begitu saja menyebut Adam dengan 'Mas'

"Iya.. Boleh kan?" Jawab Adam.

"Ah... tentu saja, silakan." Balas Rania.

"Itu minuman siapa? Kau ada janji?" Tanya Adam.

"Iya dengan sahabatku Sarah. Harusnya dia sudah sampai, tadi bilang telat sebentar, tapi sudah setengah jam lebih aku menunggunya." Jelas Rania.

"Oh..aku kira kau ada kencan, hampir ragu tadi mau menghampirimu, untunglah." Balas Adam.

"Lalu kenapa Mas sendiri, ada janji juga?" Tanya Rania.

"Lalu kenapa Mas sendiri, ada janji juga?" Tanya Rania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rania, I love You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang