LIKE... LIKE...
.
.
.Musim gugur menyambut, Rania mengenakan coatnya, merapikan rambutnya kemudian berjalan keluar rumah untuk segera berangkat ke kampus.
"Kenapa aku merasa lelah sekali, padahal masih pagi, aku juga sudah sarapan." Gumam Rania dengan mengayuh sepedanya.
Sesampai di kampus Rania istirahat sejenak setelah merasa lelah bersepeda dari rumah. Padahal biasanya ia tidak pernah merasa seletih ini.
"Mumpung jam kuliah masih lama dan teman-teman belum banyak yang datang, lebih baik aku VC mas Adam."
"Halo sayang.. sudah di kampus ya?" Tanya Adam di ujung telepon
"Iya, karena aku datang terlalu pagi jadi aku telepon Mas dulu. Kau baru bangun ya?" Tanya Rania.
"Tidak, tapi masih terlalu pagi untuk bersiap ke kantor. Sayang kau sudah sarapan kan? Kau terlihat pucat. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Adam penasaran.
"Iya aku baik-baik saja. Memang beberapa hari terkahir aku merasa kelelahan."
"Perbanyak air putih ya, makan buah juga sayur, jangan sampai kau sakit, mungkin minggu depan aku baru bisa mengunjungimu. Seminggu ini benar-benar banyak pekerjaan." Jelas Adam.
"Iya sayang... Tidak apa, kau selesaikan saja pekerjaanmu, tahun depan aku sudah bisa menyelesaikan disertasiku sehingga kita bisa bersama sama lagi. Oya Mas, teman-temanku sudah pada datang, aku sudahi dulu ya." Ucap Rania.
"Baiklah, nanti aku akan meneleponmu. Miss you honey."
"Bye.."
Rania bergegas menuju kelas bersama teman-temannya. Beberapa teman-temannya juga mengomentari Rania yang nampak sedikit pucat
Rania mulai menyadari kalau bulan lalu ia tak mendapatkan haid
"Jika bulan ini aku tidak tidak juga berhalangan, apa itu artinya aku..." Gumam Rania penuh tanda tanya
Ada sedikit rasa senang namun dia tidak mau terburu-buru memutuskan
"Aku harus memeriksanya, karena minggu lalu harusnya aku sudah datang bulan. Bismillah, semoga saja." Gumamnya lagi.
.
.
.Sudah seminggu Bima berada di Jepang, tentu saja setelah 2 bulan dengan bersungguh-sunggu ia mempersiapkannya hingga berhasil lolos seleksi pertukaran Mahasiswa. Bima akan belajar di Jepang selama 1 semester ke depan. Demi bisa memastikan keadaan Rania, Bima rela mengikuti program pertukaran mahasiswa yang sebenarnya tidak ingin dia ikuti.
Rania tidak tau jika Bima belajar di Jepang dan Bima juga sengaja tidak ingin Rania tau. Bagi Bima yang terpenting keamanan Rania. Dan sudah beberapa hari ini Bima sering mengawasi Rania dari jauh.
"Aku berasa seperti stalker. Apa aku terlalu berlebihan ya? Ah tidak, memang sebaiknya seperti ini, cukup aku saja yang tau." Gumam Bima saat mengetahui Rania masuk ke sebuah apotek.
"Apa bu Rania sakit? Kenapa masuk ke apotek?" Ucap Bima penasaran
Dengan hati-hati Bima mengikuti Rania masuk ke apotek, berharap Rania tidak mengetahui keberadaannya. Bima mencoba mendekat hingga mengetahui apa yang dibeli Rania
"Test pack? Apa bu Rania hamil? Jika benar, kasihan sekali karena sendirian tanpa pak Adam." Batin Bima
Hampir setiap hari, di saat luang tidak ada jadwal maupun tugas kuliah, Bima selalu menyempatkan mengamati Rania.
.
.
.Rania menatap test pack yang ia beli beberapa hari lalu dan ia bahkan belum menggunakannya karena ragu dan takut terlalu berharap.
"Sepertinya hari ini aku harus memeriksanya." Gumam Rania kemudian bergegas menuju kamar mandi
KAMU SEDANG MEMBACA
Rania, I love You...
Romance[Warning 21+] Rania 25th, dosen muda yang terjebak cinta seorang pria tampan, Adam 29th.