Perpisahan

61 3 0
                                    

.
.
.

"Lihat kak, apa yang ku bawa?" Ucap Luna menghampiri Adam yang sedang memainkan ponselnya.

"Buku karya Rania? Kenapa kau membelinya? Jika kau butuh, kau bisa minta kakak, dipercetakan masih ada." Ucap Adam dengan meletakkan ponselnya di sofa.

"Aku tidak membelinya. Aku mendapatkannya saat kuliah umum tadi karena yang mengisi Rania. Dia benar-benar pintar." Jelas Luna.

Adam terdiam lama, kemudian Luna menyahut lagi

"Tak lama lagi kan dia akan ke Jepang, apa kau sudah tau kak?"

Adam mengangguk dan menjawab

"Iya, tapi tidak tau kapan ia akan berangkat."

"Minggu depan kan ia sudah ke Jepang kak." Jelas Luna dan Adam pun menatap Luna tajam dan menyahut

"Benarkah? Kenapa aku sampai tidak tau"

"Temui saja dia, sebelum ia berangkat."
.
.
.

"Lumayan lelah juga meski hanya mengisi kuliah umum." Gumam Rania.

Rania beranjak ke kamar mandi. Guyuran shower menyegarkan tubuhnya yang sedikit menghilangkan rasa lelahnya
.
.

Rania menyisir rambutnya kemudian beranjak keluar kamar, hingga kemudian mama Rania memghampirinya

"Ada yang mencarimu tuh." Ucap Mama Rania.

"Siapa Ma?" Tanya Rania sambil berjalan keluar dari kamarnya.

Mama Rania berlalu ke dapur, sementara, Rania menghampiri ruang tamu.

"Mas Adam? Ada apa kemari? Kenapa tidak menguhubungiku dulu?" Tanya Rania terkejut.

"Tidak boleh ya? Lagipula sejak di Rumah Sakit, kenapa kau tidak lagi menghubungiku?" Tanya Adam dengan berdiri.

Sesaat Rani mematung menatap Adam, kemudian mengalihkan pembicaraan Adam dengan menyahut

"Duduk dulu Mas. Mau minum apa?" Tawar Rania tak menjawab

"Tidak perlu. Ayo kita keluar !" Ajak Adam.

"Eh... Tiba-tiba sekali. Kemana?" Tanya Rania.

"Kemana saja." Jawab Adam.

"Mm... Baiklah, sebentar aku ganti baju dulu." Ucap Rania dan berlalu masuk ke kamarnya.

"Ada apa sih? Tiba-tiba sekali dia datang tak mengabari dulu." Gumam Rania.

Setelah berganti pakaian, Rania pamit pada orang tuanya dan berjalan keluar rumah mengekor Adam.

Adam cukup lama terdiam di dalam mobil. Kemudian Rania mulai membuka percakapan

"Kau kenapa diam saja Mas?"

"Aku baik-baik saja." Jawab Adam.

"Lalu kita mau kemana?" Tanya Rania.

"Pantai." Ucap Adam singkat.

"Apa...? Ke pantai? Untuk apa? Ada apa di sana?" Selidik Rania.

"Kau keberatan?" Tanya Adam.

"Ah.. tidak, tidak masalah, asal jangan sampai terlalu larut malam kau mengantarku pulang nanti." Jawab Rania.

"Tentu saja tidak." Balas Adam.

Setelah 40 menit berkendara, mereka sampai juga. Adam memarkirkan mobilnya dan keduanya berjalan menuju tepi pantai.

"Kau sering ke sini Rania?" Tanya Adam sambil berjalan menyusuri pantai.

"Dulu waktu kecil sering sekali kemari, sampai lupa kapan terakhir kali kesini. Kenapa tiba-tiba kau mengajakku kemari mas?" Tanya Rania.

Rania, I love You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang