Malam Pertama

374 5 0
                                    

Mohon maaf part khusus dewasa, jika tidak suka abaikan saja... jadi mohon bijaksana...!!

Foto hanya ilustrasi..!
.
.
.
***

Setelah berkendara selama hampir 3jam. mereka sampai juga di villa keluarga Adam. Villa dengan 2 lantai yang meski tidak begitu besar, namun halaman yang sangat luas dengan taman dan kebun buah membuat semakin asri.

Mereka disambut oleh pengurus villa yang telah melayani keluarga Adam puluhan tahun

"Selamat siang Mas Adam?" Sapa pak Mamat, pengurus villa

"Siang Pak Mamat, lama tidak berjumpa ya, apa kabar?" Ucap Adam.

"Baik Mas. Oya kamarnya sudah kami siapkan, mari saya antar. Makan siangnya juga sudah siap di meja makan." Jelas pak Mamat

"Terima kasih." Balas Adam.

Adam dan Rania segera menuju kamar mereka. Adam meletakkan koper sementara Rania membuka jendela kamar yang langsung mengarah ke arah bukit pegunungan.

"Lama tidak ke sini, udaranya masih saja segar." Gumam Adam menghampiri Rania yang berdiri di balkon

Adam memeluk Rania dari belakang dan menyandarkan dagunya di pundak kanan Rania

"Apa kau jarang kemari? Padahal tempat ini benar-benar indah." Tanya Rania dengan memegang erat tangan Adam yang melingkar di perutnya.

"Aku terlalu sibuk sampai tidak pernah kemari, padahal kalau dipikir jika sesekali kemari pastinya lumayan refresh juga ya." Sahut Adam sesekali menciumi ceruk leher Rania.

Kemudian Rania menoleh ke arah Adam hingga Adam kemudian berbisik

"Apakah boleh kita melakukannya sekarang?"

Rania hanya terdiam dan tersenyum.

"Senyummu itu jawaban kan?" Bisik Adam lagi kemudian mengecup mesra bibir Rania. Tangan kanan Rania meraih pipi Adam dan membalas ciuman Adam dengan intens.

Rania membalikkan badannya menghadap Adam dan merangkulkan kedua tangannya pada pundak Adam. Keduanya kembali intens berciuman. Adam semakin merapatkan pelukannya sementara Rania sedikit berjinjit untuk mengimbangi tinggi badan Adam.

Mereka menghentikan aktivitas ciumannya. Adam menatap syahdu Rania dan berbisik

"Apa kau siap jika kita melakukannya sekarang?"

Namun belum sampai Rania menjawabnya terdengar perut keroncongan Rania.

"Hahh tidak... Sepertinya kita harus menundanya lagi." Keluh Adam dan Rania menyahut.

"Maaf Mas, aku lapar."

"Baiklah kita makan dulu. Dan sepertinya kita memang benar-benar harus menundanya karena aku juga ingin menikmati sore hari dengan mengajakmu berkeliling, bagaimana?" Tawar Adam dan Rania tersenyum dengan mengangguk.
.
.
.

Hamparan kebuh teh yang sedikit tertutup kabut tipis membuat suasana semakin syahdu. Tak bosan mereka mencari tempat yang indah untuk spot foto. Tak sedikit juga pasangan muda mudi juga beberapa keluarga yang sedang berwisata.

Senja semakin menghilang berganti malam, dengan menyantap makan malam sambil menikmati kerlipan lampu kota yang nampak dari atas terlihat sangat cantik.

Hawa dingin menusuk, Rania merapatkan coatnya. Melihat istrinya yang nampak kedinginan, ia pun mengajak Rania kembali ke villa

"Kita pulang sekarang?" Tawar Adam pada Rania

"Iya.. rasanya aku hampir beku. Padahal sudah terbiasa dengan musim dingin di Jepang, kenapa di sini aku merasa kedinginan ya?"

"Hmm.. sepertinya ada yang minta dihangatkan." Goda Adam.

Rania, I love You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang