Terbit...

243 9 0
                                    

Jangan lupa LIKE nya.
Foto hanya ilustrasi saja ya..
.
.
.

Rania semakin gencar mempromosikan buku nya, mulai sosmed, blog bahkan web kampus.

"Dengan ku share karyaku ini, semoga saat terbit nanti akan semakin banyak yang berminat. Bismillah..." gumam Rania dengan menatap layar laptopnya.

Rania terlalu asik berselancar hingga waktu sudah menunjukkan jam 10 malam. Ia pun mematikan laptopnya dan merebahkan badannya di kasur queen size nya.

"Ah...capek juga menyiapkan buku. Pak Adam apa kabar ya? Sudah hampir seminggu saja. Mungkin tidak ya aku bisa dekat dengan Pak Adam?" Gumam Rania.

"Ah... Ngomong apa sih aku ni, sudah gila ya Rania." Gumam Rania lagi dengan senyum-senyum.

Di mata Rania, Adam sosok yang sempurna. Pria tampan dengan postur tinggi dan proporsional serta suara bariton nya yang selalu terngiang di telinga Rania. Meski wajahnya sedikit dingin, namun dengan senyumannya senantiasa akan menghangatkan aura dinginnya. Satu lagi yang membuat Rania semakin terpesona adalah pembawaannya yang terkesan dewasa.
.
.
.

"Rania berangkat dulu Ma.. Ayah..." pamit Rania.

"Bawa mobil ayah saja, hari ini ayah tidak ada acara." Sahut Ayah Rania.

"Oke, terima kasih ayah.." balas Rania.
.
.

Sementara Adam, setelah sarapan bersama keluarganya, ia kembali ke kamarnya untuk merapikan kemeja kerjanya. Setelah selesai, ia pun berpamitan pada orang tuanya untuk segera berangkat ke kantor.

Sesampainya di kantor, Adam kembali memeriksa buku Rania yang siap terbit. Dengan tersenyum senang ia pun bergumam

"Semoga dengan buku ini, aku bisa membuat penerbit ini semakin dipercaya oleh khalayak. Terima kasih Rania."

Adam pun meminta bagian direksi untuk memberitahukan Rania mengenai penerbitan perdana esok hari supaya ia bisa ke kantor untuk launching buku nya.
.
.
.

Rania asik menatap layar laptopnya sambil menyantap makan siang di kantin kampus.

"Wah... Banyak juga yang berkomentar setelah ku posting buku ku."

Ponsel Rania berdering, Rania segera meraihnya.

"Hallo... selamat siang." Sapa Rania.

"Selamat siang Bu Rania, kami dari penerbit xxx, memberitahukan perihal penerbitan buku Bu Rania, besok pukul 9.00 Bu Rania kami tunggu di kantor penerbit." Ucap Dita bagian direksi.

"Ah..benarkah? Baik, besok saya akan ke sana. Jawab Rania.

"Terima kasih Bu."

Rania tersenyum senang mendengar kabar dari penerbit.

"Aku harus mempromosikan lagi untuk tanggal terbitnya. Bismillah, semoga buku ini bisa sukses." Gumam Rania.

Rania kembali berselancar mengiklankan bukunya, dengan begitu ia semakin semangat mengejar beasiswa S3 nya. Ia segera melengkapi form beasiswa yang telah lama ia simpan untuk segera diberikan kepada pihak rektorat.

"Bu Rania...." Sapa Bima

"Hai... Sudah mau pulang?" Tanya Rania

"Belum bu, nanti masih ada kelas. Selamat Bu Rania atas bukunya, pasti akan sangat bermanfaat sekali, saya akan menjadi yang pertama membeli." Ucap Bima.

"Wah... terima kasih Bima. Kau tidak pesan makan?" Ucap Rania.

"Mm... Apa saya tidak menggangu kalau makan di sini?" Ucap Bima.

Rania, I love You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang