BAB 14✓

40.6K 5.6K 293
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"AKH...."

"BER-BERHENTI!"

Fera terus memberontak sembari memejamkan mata untuk mentralisir rasa sakit yang teramat dari area lehernya.

"Darriot berhenti!"

Tangan Fera yang masih mempunyai tenaga langsung mendorong pelan wajah pria itu.

Berhasil. Setelah berhasil melepaskan taring Darriot dari lehernya, Fera menghela nafas lega.

Mata sayu nya menatap intens iris mata Darriot yang kali ini merah pekat.

Dia harus menenangkan monster ini sebelum kembali mengamuk.

Perlahan Fera menangkup wajah Darriot. Tampak Darriot tersentak kaget dan diam beberapa saat.

"Darriot.. tenang.." ucap Fera lembut seraya mengelus rahangnya dengan ibu jarinya.

"Kau kenapa?" tanya Fera lagi dengan tatapan yang bersahabat.

Darriot masih diam tak menjawab menikmati elusan lembut Fera. Begitu menenangkan dan menyegarkan hati.

"Aku tau semuanya, tapi aku tidak akan menatap jijik mu. Percayalah padaku Darriot. Apapun yang tersembunyi didalam dirimu hanya aku seorang yang akan menerima mu apa adanya."

Sontak ucapan Fera membuat Darriot diam tak berkutik kala tepat sasaran. Hatinya seperti diselimuti sesuatu yang hangat dan membuatnya senang.

Namun, dibalik itu rasa kuat yang seharusnya Fera tak bangkitkan kini semakin membuncah. Rasa yang menginginkan setiap jengkal tubuh Hayena dan seluruh yang berada dalam diri Hayena atau lebih tepatnya Fera.

Apapun yang berada didalam diri Hayena, hati Hayena, cinta Hayena, usapan lembut Hayena, Semuanya.

Lalu jangan salahkan dia karena menginginkannya. Karena nyatanya Hayena lah yang memancingnya.

Kepala Darriot menunduk. "Tapi aku.. takut. Aku menginginkan sesuatu yang tak pantas kudapatkan," ucap Darriot sendu.

"Kata ayahanda dan ibunda, aku adalah orang yang menjijikkan dan tak pantas mendapatkan sesuatu yang indah. Apa orang yang menjijikkan seperti ku pantas mendapatkan sesuatu yang berharga itu?" tanya Darriot lirih.

Kenapa tidak?! Fera tidak mengerti kenapa Darriot mementingkan ucapan orang lain. Dia adalah dia dan orang lain tak pernah bisa mengendalikannya. Hanya Fera, hanya Fera yang boleh mengendalikannya. Dia tidak akan membiarkan lagi orang-orang merasuki pikiran bonekanya.

Antagonis princess:HayenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang