BAB 26✓

32.9K 5.5K 1.1K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Disebuah tempat lembab dimalam hari, dengan banyak lumpur, dan serangga kecil yang mengeluarkan suara sahut-sahutan. Ada sebuah markas kecil yang begitu sunyi.

Air hujan mengambil ahli suara riuh dari para serangga. Kini terdengar derap langkah kaki yang berjalan pelan.

Terdapat dua orang yang tengah menyiapkan sesuatu dibalik semak-semak.

"Hayena apa benar disini?" tanya Callioer berbisik. Ia terlihat ragu melihat markas sunyi itu. Apalagi terlihat kecil dan tidak mungkin ditinggali satu penduduk.

"Kita tidak akan tau, jika tidak mencoba," ujar Fera santai. Menggigit sesuatu ditangannya lalu ia lemparkan kearah markas itu.

Asap tebal keluar dari benda yang ia lemparkan. Membuat Fera segera mengait tangan Callioer dan membawanya masuk untuk menyusup kedalam markas.

Bukan tanpa alasan Fera melemparkan benda tersebut. Matanya yang tajam sempat melihat sebuah kamera cctv yang berbentuk hampir tidak terlihat. Dengan bukti itu sudah membuat Fera yakin kalau mereka semua memanglah ada disini.

"Callioer kau inikan raja. Kenapa lelet sekali?!" geram Fera yang melihat pergerakan Callioer yang terkesan lambat.

"Aku sedang memantau Hayena," kesal Callioer karena dibilang lambat. Enak saja!

Fera mengacuhkan perkataan Callioer dan memilih berjalan mengendap lebih kedepan. Ia seperti melihat sesuatu. Sinar-sinar dari balik tong-tong besar. Itu adalah sinar dari senter. Ternyata mereka sudah tau akan keberadaanya.

"Callioer mereka datang," ungkap Fera menarik tangan Callioer.

"Langsung tebas?" tanya Callioer menaikkan sebelah alisnya. Fera mengangguk, lalu berlari dengan gesit kearah satu orang yang berjalan paling belakang dan menebasnya hingga tidak bernyawa lagi.

Begitu juga Callioer yang sudah menyelesaikan satu orangnya lagi. Tersenyum mengejek pada Fera.

"Kau kurang cepat Hayena," ledeknya.

Fera mendengkus malas. Mengedik bahu acuh, meninggalkan Callioer.

Pria itu mencibir pelan. Namun tetap melangkah mengikuti langkah Fera. Hanya sunyi yang menemani mereka. Menikmati segala rasa dinginnya malam yang marasuk kedalam tulang.

Membuat Fera mengusap berkali-kali kedua lengannya.

Melihat hal tersebut yang berulang kali, Callioer ingin menanyakan keadaannya. "Kau kedinginan?" tanya Callioer akhirnya.

Antagonis princess:HayenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang