.
.
.Ketika sedang bergelut dengan pikirannya—Callioer tiba-tiba mendengar suara teriakan salah seorang prajurit—mengatakan jika Hayena baru saja keluar dari hutan. Sontak hal itu membuat Callioer langsung berlari menuju kesana.
Benar ia melihat Hayena disana, namun, wanita itu tidak sendirian, ia berjalan dengan seorang pria yang Callioer kenali sebagai tawanan mereka.
Menatap tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Berani-beraninya pria itu berduaan bersama Hayena di hutan.
Memikirkannya saja sudah membuat Callioer kesal setengah mati. Kakinya berjalan pelan mendekati kedua sejoli itu.
Berbeda dengan pria itu yang habis babak belur—Hayena malah terlihat biasa saja, dan malah memperlihatkan wajah seperti tidak terjadi apa-apa.
Callioer tambah kesal. Mereka sudah mati-matian mencari dan mengkhawatirkan wanita itu, tetapi dia malah enakkan berduaan dengan pria tahanan.
Hayena ini bermain-main ternyata dengan mereka. Ah, jangankan Callioer, ternyata seseorang juga tengah menahan amarah yang siap kapan saja meledak.
"Hayena!" panggil suara itu mendekat, menarik lengan Fera yang masih tengah membantu pria tahanan tersebut untuk berjalan.
"Kau ini apa-apaan?!"
"Kau yang kenapa!" sentak Darriot mencengkram erat lengan Fera.
Oh, ayolah, jangan katakan padanya bahwa ia harus menghadapi masalah lagi, setelah baru saja keluar dari satu permasalahan. Ia baru saja membuat perjanjian pada pria yang bernama Elen, dan memberikan jalan keluar.
Di hutan saat itu...
Elen memilih diam dengan tangan yang terkepal erat, tak berminat menjawab tawaran Fera yang cukup menarik. Tetapi dirinya lebih ingin meremukkan sesuatu untuk melampiaskan amarahnya. Kenapa dia harus terlahir lemah. Karenanya keluarga yang ia miliki harus lenyap dibantai seorang wanita!
"Jawab atau kau ku bunuh saat ini juga!" ancam Fera tak main-main. Menurutnya, jika sebuah benda sudah tidak bisa diajak kerjasama lagi—lebih baik dibuang daripada hanya akan menjadi sampah untuk jalan kedepannya.
Elen menepis tangan Fera yang hendak menekan belati tersebut dilehernya. Menggigit bibir bawahnya kuat dengan perasaan gundah. Ia tidak terima harus bekerjasama dengan orang yang sudah membunuh keluarganya. Mana ada orang bodoh yang mau.
Sesuatu seakan tersangkut di tenggorokannya. Bibirnya bergetar saat akan mengucapkan kata-kata yang mungkin akan ia sesali. Namun, ia harus balas dendam dengan menjadi orang bodoh yang mau bekerjasama dengan pembunuhan keluargamu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis princess:Hayena
Roman d'amourSUDAH PINDAH DI APK KUBACA. PART SUDAH TIDAK LENGKAP! SILAHKAN CARI DENGAN JUDUL DAN NAMA PENA YANG SAMA DISANA! ^_^ [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Hidup kembali menjadi karakter komik sacrifice of love protagonis yang dimanfaatkan oleh lima pria tampan y...