BAB 27✓

31.1K 5K 246
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Darimana saja kalian?" Sontak Fera dan Callioer yang baru saja sampai ketempat camp melihat Pernan dan Darriot yang sudah berdiri menyender pada sebuah pohon besar sambil bersedekap dada.

Mereka sedari tadi mencari keberadaan dua orang yang sudah dalam keadaan kacau itu, atau lebih tepatnya hanya mencari Hayena. Untuk apa mereka mencari Callioer yang jelas-jelas sudah seharian bersama Hayena. Sangat tidak mungkin. Yang ada ingin rasanya Darriot dan Pernan membunuh pria itu.

"Ada apa?" tanya Callioer yang merasa ditatap begitu tajam, membuatnya menjadi risih.

Darriot mendengkus melihat tingkah tak berdosa Callioer. Kemudian mendekati Fera yang sedang mencuci wajahnya dengan air di baskom.

Tempat camp kini penuh dengan para prajurit yang perlahan-lahan mulai kembali dari misinya. Terlihat wajah para prajurit tersebut yang begitu senang mendapat kabar kemenangan mereka. Ditambah lagi kini banyak prajurit pria yang menatap penuh kagum pada Fera yang hanya biasa saja. Padahal ini terbilang suatu kemenangan besar untuknya karena sudah banyak berjasa dalam mengatur rencana.

Tapi wanita itu tidak merasa congkak sama sekali. Sungguh mengagumkan.

"EKHEM!!" Darriot berdehem memperingati mata-mata berdosa yang dengan seenaknya memandangi miliknya.

Setelah para pria-pria itu tak lagi menatap, Darriot memulai aksinya memeluk tubuh itu dari samping. Ia sungguh merindukannya dan sedikit marah pada Callioer yang bisa-bisanya biasa saja dan masih ada muka setelah meninggalkan Hayena yang hampir mati.

Seharusnya karena perjuangannya Hayena menjadi miliknya. Tetapi apa?! Sama sekali tidak dihargai.

"Kenapa kau masih bersama dia?"  tanyanya. "Padahal kan dia sudah meninggalkan mu yang hampir menemui ajal," ucap Darriot memejamkan mata menikmati kehangatan yang tercipta.

Pria itu pikir Fera akan mau tetap bersama seseorang yang tidak bisa ia andalkan. Semua ini ia lakukan untuk rencananya; Bertahan hidup, menjadi nomor satu, membuat kemenangan sebelum Seirra mengalahkannya,  demi semua itu!

Karena terlalu lelah Fera hanya bisa diam tak menanggapi. Ia sudah terlalu lelah hari ini hanya untuk sekedar menjawab sebuah pertanyaan.

Merasa ia tidak akan mendapat jawaban sama sekali, membuatnya kesal diabaikan.

"Hay..."

"Bisakah kita istirahat saja malam ini?!" potong Fera.

"Kau tau kan, aku sudah terlalu lelah. Banyak yang harus kupikirkan sekarang," ujar Fera sarkasme. Pada akhirnya emosinya menjadi tidak stabil.

Dalam diam Darriot pergi tanpa sepatah kata. Wajahnya berubah datar dan dingin. Aura yang sebelumnya baik-baik saja berubah suram. Ia benci diabaikan, benci dibentak, diatur, dan segala hal yang bersifat melarang. Namun karena melihat wajah Fera yang sudah tampak lelah dan gusar—Darriot memilih menjauh daripada emosinya turut tertarik.

Antagonis princess:HayenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang