BAB 34✓

25.4K 3.7K 269
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Tiba-tiba Fera terpikir sebuah rencana disela-sela cumbuan pria itu, tapi sebelumnya ia memerlukan belati yang ada di pahanya, tetapi terdapat satu masalah, tangannya kini tengah ditahan, lalu bagaimana ia akan mengambil belati itu dari sana.

Merasa kakinya memiliki kelonggaran membuat Fera langsung menendang area sensitif Six. Berhasil!
Pria itu tampak kesakitan seraya memegang area selangkangannya. Fera tak berpikir jika cara itu akan berhasil. Sungguh mengejutkan.

Dengan gerakan gesit tanpa ingin membuang kesempatan, Fera menarik belati dari paha kanannya lalu menyerang bagian dada pria itu.

Walau sempat meleset Fera dengan tenaga yang ia miliki saat ini mampu melemahkannya. Melakukan gerakkan membanting kedepan, Six pun terkapar ditanah.

Fera meloncat keatas tubuhnya lalu dengan sekali tusukan, ia tancapkan belati ditengah-tengah dada. Perlahan-lahan mata Six mulai tertutup dan dengkuran halus terdengar karena kini Fera sudah menekan kelemahannya sehingga membuat makhluk itu tertidur untuk sementara.

Fera bangkit dari atas tubuh kekar itu dengan kaki gemetaran menahan lelah. Semua harus dilakukannya dengan cepat dan lihai jika tidak ingin kalah, hal itu membuat ia sangat tegang. Untung saja ia dapat melumpuhkan pria tersebut dengan sempurna.

"Dimana makhluk itu?"

"Aku tidak tau. Dia menghilang begitu saja."

Samar-samar Fera mendengar suara Callioer dan Darriot dari kejauhan. Segera ia menyeret tubuh Six menuju semak-semak yang berada jauh dari mereka. Bekas-bekas darah dan pertarungan mereka ia samarkan dengan tanah dan dedaunan.

Dilihat sudah tidak ada sesuatu yang akan menarik perhatian kedua pria itu, Fera kembali membopong tubuh Six menuju tempat tujuannya.

Sekarang ia harus mencari keberadaan Robi. Takutnya pria itu sudah dibawa Wild dan Pernan menuju Camp untuk diobati.

Fera mengingat sesuatu, tangannya mulai meraba-raba mencari benda yang ia cari. Matanya melirik botol yang berisi cairan biru pekat yang ia temukan di camp, lalu meneliti botol itu dengan alis yang mengkerut.

"Kira-kira ini cairan apa?" Monolog Fera. Eksistensinya beralih pada tubuh Six mulai melorot dari genggamannya, ia segara memasukkan kembali botol tersebut kedalam sakunya, lalu membenarkan posisi tubuh Six.

Disepanjang perjalanan Fera terus saja was-was. Takut-takut Wild akan menemukan keberadaannya dengan alat-alat ciptaannya. Tidak ada yang tau alat mengerikan apa yang pria itu buat, lawan dibuat takut-takut jika berhadapan dengannya, termasuk seorang Fera.

Antagonis princess:HayenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang