BAB 31✓

25K 4.2K 349
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Diam dan jangan banyak bicara!" titah Callioer. Setelah pria itu dengan kurang ajar memukul bokongnya, Fera semakin memberontak tidak terima. Kurang ajar sekali pria itu padanya.

"Lepas!" rancau Fera tak terima diperlakukan seperti ini.

Callioer berusaha agar tidak mencubit bokong milik Fera karena terlalu geram. Sungguh tidak penurut sekali wanita ini.  "Perlu bantuan?" Wild datang disaat yang tepat bagi Callioer dan tidak tepat bagi Fera yang semakin berteriak minta dilepaskan.

"Bisakah kau untuk tidak sekali saja memberontak!" Cecar Callioer yang sekarang sudah tidak bisa bersabar menghadapi tingkah Fera.

"Hey, hey, jangan kasar pada Hayena," ujar Wild menarik tubuh Fera dari gendongan Callioer. Menggendong tubuh Fera bak koala seraya menepuk punggungnya seolah menenangkan dirinya.

Bukannya terharu, Fera semakin dibuat kesal. Ia menarik rambut Wild dengan kuat dan menggoyangkannya acak, hingga membuat Wild merintih kesakitan.

"KAU GILA!" bentak Wild tanpa sadar membanting tubuh Fera keatas tanah.

Callioer membulatkan kedua bola matanya. Langsung saja ia memberikan bogeman mentah di pipi Wild.

BUGH!

"Akh..!"

"Ap—

"Kau! Apa yang kau lakukan?!" teriak Callioer memotong perkataan Wild sembari menunjuk tubuh Fera yang terkapar ditanah dan berusaha berdiri.

Wild terdiam, lalu berjalan cepat untuk membantu wanita itu berdiri. Ia kembali menggendong tubuh Fera dan memeluknya erat seraya merapalkan kata maaf.

Fera sudah bosan dengan semua drama ini. Berharap suatu hari nanti ia bisa membalaskan semua perlakuan ini. Ouh, kapan dunia akan berpihak kepadanya(?)

"Lepaskan Hayena," ucap Darriot dingin. Dengan langkah lebar ia menghampiri Wild, menarik paksa tubuh Fera dari dalam gendongan pria itu. Sedangkan, Fera semakin tidak mengerti dengan pria-pria ini yang semakin hari, semakin mengekang dan protektif.

Callioer dan Wild menatap tajam Darriot yang dengan kasar memegang pergelangan tangan Fera, namun gadis itu tampak biasa saja. Sebenarnya ia sudah pasrah dengan apa yang di lakukan ketiga lelaki brengsek tak tau malu ini.

"Tidak bisakah kau lebih perlahan?!" sentak Callioer mencoba meraih kembali tangan Fera, tetapi Darriot langsung memeluk tubuhnya erat.

Ia menggeram frustasi karena tingkah Darriot yang seperti anak kecil. Tidak bisakah Darriot membuatnya tenang setelah sebagian prajuritnya dijadikan bahan pelampiasannya.

Pernan datang dari kejauhan dengan dua gelas anggur dikedua sisi tangannya. Ia melirik ketiga sahabatnya yang kini saling melemparkan tatapan permusuhan. Ia yang tidak tau apa-apa menjadi salah tingkah sendiri. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, menaruh satu gelas di atas tanah.

Sejenak matanya melihat Fera yang sudah menampakkan wajah bosan dan jengah didalam pelukan Darriot. Pernan yang merasa kasihan berteriak untuk mencairkan suasana.

"SEMUANYA AYO KITA BERSULANG!!" seru Pernan mengangkat gelas keatas langit, namun seruannya dianggap angin lalu semata.

Dengan perlahan Pernan kembali menurunkan gelasnya. Bahkan Fera sendiri tidak menatapnya.

Astaga betapa kesalnya dia sekarang.

Tiba-tiba dari atas langit terlihat sesuatu yang berkilau yang perlahan-lahan mulai turun mendekati mereka dengan kecepatan yang begitu tinggi. Darriot yang merasakan tanda bahaya dengan gesit menghindar sejauh mungkin bersama Fera.

Begitu juga Callioer, Wild, dan Pernan.

Dan terjadilah sebuah ledakan yang menghancurkan tanah tempat yang tadinya mereka pijaki.  Callioer dengan terbatuk-batuk mengibas debu-debu yang menghalau penglihatannya.

Seketika ia terkejut melihat seseorang yang sangat ia kenali terbaring tak berdaya diatas tubuh seseorang yang berpakaian abu-abu compang dengan telinga panjang keatas seperti seorang peri. Namun bedanya, pria itu memiliki bola mata hitam kelam dengan kuku yang panjang.

"Robi?" ucap Pernan ragu menatap tidak percaya orang yang terbaring dengan tubuh berlumuran darah diatas sesosok makhluk yang tidak mereka kenal, namun diantara mereka ada satu orang yang mengenal makhluk itu.

"Eric six?"

Sontak mereka semua menyorot kearah Fera yang terpaku didalam pelukan Darriot.

'Kenapa dia berpenampilan layaknya seorang monster?'

________________________________

Hola👋😀

Maaf lama update dan maaf part ini sedikit dan gak tampil maximal.

Nanti part-part pendek ini bakal Queen satuin atau Queen sambung nanti.

Makasii bagi yang masih bersabar menunggu cerita Hayena.

I LOVE YOU ❤️

I LOVE YOU ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Antagonis princess:HayenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang