you don't even need to ask
i got you
[DUAPULUH LIMA]"HAI!"
Tidak seperti wajah Arga dan Arkan yang nampak sumringah saat sapaan dari arah Shanin datang, Raynzal, Al, Derren dan Richard nampak mematung di posisinya.
Terkejud saat tanpa di undang, gadis yang kemarin masih menjalankan misi 'mogok makan' itu mendadak muncul ditengah kantin.
"Laper gak?"
"Mau makan apa?"Dua pertanyaan yang datang dari arah Arga dan Arkan itu, sempat membuat Shanin menimang. Sibuk memperhatikan satu persatu menu makan siangnya.
"Shanin mau soto ayam." Ucapnya sesaat setelah gadis berambut tergerai itu duduk di hadapan Arga, disamping Arkan lebih tepatnya.
"MANG, SOTO AYAM SATU SAMBELNYA DIPISAH!" Teriak Arga tanpa mengalihkan pandangannya dari arah Shanin.
Diikuti Arkan yang sudah beranjak bangkit dari posisinya, menunggu Shanin menyuarakan perintah.
"Minumnya, Shanin mau milo."
Dan setelahnya, cowok jangkung berkulit putih itupun melangkah. Pergi memesan minuman sang tuan putri dengan diikuti tatapan aneh dari ke-empat sobatnya yang lain.
Membiarkan Raynzal, adalah sosok pertama yang akhirnya menyuarakan kebingungannya.
"Ini ada cerita apa yang sekiranya kita gak tau?"
Kepala Shanin berputar, menatap Raynzal tak
paham."Maksud Raynzal, kenapa kita tiba-tiba bisa akrab lagi, padahal kemarin kamu masih marah sama aku." Perjelas Arga tanpa ada niatan untuk memalingkan pandangan.
Masih dengan satu tangan yang sibuk menopang dagunya, menatap Shanin tanpa berkedip.
"Oh," ucap Shanin paham, "Shanin sama Arga udah baikan."
"BALIKAN?!" Seru Raynzal kencang.
Berhasil membuat Arga menelan salivanya susah payah. Kembali mengingatkan dirinya, kalau kini, ia dan gadis tercantik yang pernah hadir dihidupnya itu sudah resmi mengakhiri hubungan mereka.
"Baikan," ralat Arkan yang baru saja datang dengan membawa es milo pesanan Shanin.
Sempat melirik manik Arga tajam, sebelum kembali duduk diposisi awalnya, "Mereka udah baikan, bukan balikan."
"Terimakasih, Arkan." Kata gadis itu manis, sebelum menyeruput minumannya lewat sedotan.
Merespon ucapan gadis itu dengan mengusap gemas puncak kepala Shanin, "Sama-sama, princess."
Membiarkan Arga menatap kejadian itu dengan sangat jelas, terlalu jelas malah, sampai ia harus menahan kekesalannya dengan balik menatap Arkan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanin's Diary 2
Подростковая литератураSiapa yang tak mengenal Shanindya Violetta? Gadis berparas menawan dengan kepala berhias rambut ungu terangnya itu, tentu sangat mudah untuk dikenali. Si gadis berbadan mungil dengan otak dua seringgit yang berhasil masuk ke dalam sebuah persahabata...