44• Tergantikan

700 107 11
                                    

Berharap ingin menjadi yang di nanti, malah menjadi yang terganti

DUA hari sudah tepat setelah kejadian dirumah sakit menimpa Shanin, dan sudah dua hari itu pula gadis itu hanya merenung di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DUA hari sudah tepat setelah kejadian dirumah sakit menimpa Shanin, dan sudah dua hari itu pula gadis itu hanya merenung di kamarnya. Duduk diatas sofa berwarna abu dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Menatap lesu kearah luar jendela yang sengaja dirinya buka dengan ditemani suara rintik hujan nan merdu. Membiarkan belaian angin menyentuh rambut ungu tergerainya, meninggalkan wangi mangga dari khas aroma shampoo gadis itu.

Wangi khas yang dengan segera ditangkap indra penciuman Al tepat saat cowok berambut keriting itu membuka pintu kamar Shanin. Tersenyum singkat saat maniknya mendapati gadis mungil kesayangannya itu sudah merubah posisinya.

Dari tiduran, menjadi duduk. Sebuah kemajuan cukup pesat mengingat dahulu, tepat saat kabar Steve meninggal terdengar, gadis itu hanya bisa merebahkan dirinya diatas kasur dalam waktu yang lama.

"Eh, udah bangun, tuan putriku." sapa hangat Al sembari menginjakan kaki beralaskan sandal itu diatas karpet bermotif bunga yang ditebar di penjuru kamar Shanin.

Tanpa balasan, tentu saja.

Gadis itu masih tak ingin meyuarakan apapun. Kepalanya sudah ingin pecah dengan ribuan suara yang terdengar dalam benaknya.

Manik Al melirik bubur di dalam mangkuk yang sempat Shanaya letakkan tadi pagi diatas nakas. Masih dalam kondisi tertutup tanpa disentuh. Artinya gadis rapuh itu belum juga makan dari pagi, dan detik ini sudah menunjukan pukul empat sore.

"Gak laper, Nin? Mau makan sushi aja?" tawar Al yang sudah jelas kembali takkan mendapatkan jawaban dari sang lawan bicara, memilih mendekat sesudah menarik meja bulat kecil yang berada di dekat gadis itu duduk.

"Lagi mikirin apasih? Kok gak nulis pikirannya ke dalem diary aja kayak biasa?" tambah cowok itu sembari memainkan gelang dipergelangan kirinya, sudah menyiapkan diri kalau teriakkan Shanin akan terdengar dan memakinya untuk segera keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagi mikirin apasih? Kok gak nulis pikirannya ke dalem diary aja kayak biasa?" tambah cowok itu sembari memainkan gelang dipergelangan kirinya, sudah menyiapkan diri kalau teriakkan Shanin akan terdengar dan memakinya untuk segera keluar.

Shanin's Diary 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang