karna jatuh cinta sama sakit hati itu sepaket.
berani jatuh cinta, ya harus berani juga sakit hati
[TIGAPULUH ENAM]ADA yang berbeda dari sifat Shanin. Gadis itu sudah sepagian ini mencoba untuk menghindari Arga dan Arkan. Bahkan ia sampai menolak kedua cowok itu yang menawari secara bergantian untuk berangkat sekolah bersama.
Memilih Raynzal yang padahal pagi ini sangat enggan mengenakan seragam sekolah. Terpaksa harus memakai baju putih abu itu walau dirinya segera membolos lewat lubang rahasia sesaat setelah mengantarkan Shanin dengan selamat ke depan pintu kelasnya.
Bergabung dengan sahabat-sahabatnya yang lain. Oh, dan jangan lupakan perkumpulan teman-temannya dari penjuru kota yang sepagian ini sudah berdatangan ke dalam warung Mpok Onah. Membuat warung dengan kapasitas minim itu terlihat sesak dan penuh.
Menyusun strategi yang apik untuk mengalahkan Kevin dan antek-anteknya, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Genk Deady.
Sebuah genk yang terkenal karna memiliki sifat binatangnya, tak memiliki rasa pri-kemanusiaan dan senang membuat onar dengan siapapun. Genk yang sudah beberapa tahun ini menjadi salah satu genk yang paling senang mencari masalah dengan Arga.
Mencoba peruntungan dengan memusnahkan satu-persatu musuh bebuyutan mereka, tentu tidak ada salahnya dicoba bukan?
Lain halnya dengan Arga yang kini tengah sibuk merancang ide gila dalam kepalanya, Shanin justru sibuk mengobrak-abrik isi di dalam tas ungunya. Mencoba untuk menemukan dompet kepunyaannya yang ia yakini sudah dirinya bawa dan masukan ke dalam tas pada pagi tadi.
"Nyari apa, Nin?" Amanda, sang wakil
ketua kelas bertanya. Sudah lelah karna memperhatikan kegelisahan Shanin sedari tadi."Dompet Shanin," jawabnya cepat tanpa menoleh, "Kemana, ya?"
"Yakin dibawa? Ketinggalan mungkin."
Kali ini, gadis itu menggeleng, "Enggak mungkin ketinggalan, tadi beneran udah—" bibir Shanin berhenti bergerak saat ingatannya berbalik kepada kepanikannya pagi tadi.
Tepatnya saat sosok Raynzal yang sangat amat telat menjemputnya, membuat dirinya harus terburu-buru agar tak terlambat dalam melaksanakan upacara.
"Ah, jatoh dimobil Raynzal apa jangan-jangan?" Tebaknya dengan diakhiri bibir yang terbuka. Merutuki kebodohannya dalam menjaga barang berharganya sendiri.
"Nin?" Panggilan dari arah Tian mengalihkan perhatian Shanin, cowok jangkung dengan lesung pipi itu terlihat berdiri dihadapan Shanin dan Amanda yang memang duduk sebangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanin's Diary 2
Novela JuvenilSiapa yang tak mengenal Shanindya Violetta? Gadis berparas menawan dengan kepala berhias rambut ungu terangnya itu, tentu sangat mudah untuk dikenali. Si gadis berbadan mungil dengan otak dua seringgit yang berhasil masuk ke dalam sebuah persahabata...