12• Bosan

3.3K 524 138
                                    


kehilangan adalah salah satu bentuk cobaan Tuhan, yang mengajarkanmu bagaimana cara untuk bertahan

kehilangan adalah salah satu bentuk cobaan Tuhan, yang mengajarkanmu bagaimana cara untuk bertahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






[DUA BELAS]


"GUYS, kira-kira dengan uang sepuluh milyar, kita bisa buka bisnis apa? Gue bingung."

Dari ponsel yang sedari tadi dirinya tatap, Al berpaling memandangi satu persatu manik dari ke-empat sahabatnya. Menunggu respon yang tentu tak akan segera diberikan.

Mencoba memperhatikan keseriusan dari ekspresi cowok berambut keriting itu atas pertanyaan mendadaknya. Dan saat raut penuh keseriusan itu terlihat, tak ada alasan lagi bagi para sahabatnya untuk tak menanggapi ide gila Al.

"Tiba-tiba?" Richard bertanya dari balik kepulan asap rokok disekitar, mencoba memfokuskan dirinya pada perbincangan serius yang jarang mereka lakukan.

"Ada angin apa mau mendadak buka bisnis?" sambar Raynzal setelah memutar posisi duduknya, dari etalase kaca berisi masakan Mpok Onah, menjadi menghadap Al.

Tak jauh berbeda dengan Derren yang kini menatap sosok jangkung itu tak percaya, "Delano's Company masih belum cukup?"

Keseriusan yang nampaknya tak terlalu membuat Arkan percaya, karna setelah menelaah kata demi kata yang tadi sempat Al ucapkan, satu kecurigaan besar mulai muncul dalam benaknya.

"Emang lo punya duit sepuluh milyar?"

Dengan cepat, kepala Al berpaling, menatap Arkan dengan senyum menyebalkannya, "Ya itu dia yang bikin gue bingung. Bingung, karna duitnya belum ada."

"Anak setan, gue udah serius." Kesal Richard sembari melemparkan bungkus rokok miliknya tepat ke arah bokong Al.

Tidak dengan Raynzal yang saat ini sudah bangkit dari posisi duduknya, sebelum mengapit kepala sobatnya itu tepat di ketiak, "Jual lambung lo!"

"Nanti mati gue goblok." Balas Al ditengah-tengah penyiksaan.

Sebuah drama pagi yang selalu mereka lakukan, bertengkar.

Hal sederhana yang berhasil membuat tawa para penonton pecah. Bahkan Arkan membutuhkan waktu satu menit untuk menyadari adanya panggilan yang masuk ke dalam ponselnya.

Panggilan dari seorang gadis yang semakin membuat mood paginya membaik. Mencoba untuk tak terlalu menunjukan senyum bahagianya saat dirinya menempelkan benda pipih miliknya ke telinga.

"Pagi, Tuan Putri. Dengan Arkan Roovi disini."

"Arkan--bisa tolong Shanin?"

Tanpa bisa dicegah, senyum Arkan yang semula mengembang mendadak hilang saat suara parau ditemani nada memohon itu terdengar. Bahkan tanpa sadar, cowok itu beranjak bangkit dari posisi duduknya. Hal tiba-tiba yang membuat tawa semua orang lenyap.

Shanin's Diary 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang