ada banyak cara untuk bahagia, melihat senyummu setiap hari adalah salah satunya
[DUA]PINTU bertuliskan kelas 12-1 itu, siang ini sudah nampak dipenuhi oleh puluhan murid yang tengah sibuk bersiap mengikuti pelajaran olahraga.
Beberapa siswa-siswi yang tengah berdebat akan giliran siapa yang berganti pakaian dalam kelas, tawa girang saat rekannya memberikan candaan konyol, serta suara nyaring lainnya sudah terdengar memenuhi ruang kelas unggulan ini.
Shanin, salah siswi yang berada di dalamnya, sudah sedari tadi berganti pakaian di kamar mandi. Sebagai ketua kelas, ia harus mencontohkan hal baik kepada teman-temannya. Salah satu alasan kuatnya untuk berganti tepat saat bel berganti pelajaran berbunyi.
"Minggu lalu, cowok udah ganti di kelas! Sekarang giliran cewek!" Amanda, sang wakil ketua kelas yang mendapat vote terbanyak kedua itu bersuara, terlihat marah sembari menatap sang lawan bicara yang tak lain dan tak bukan adalah Tian.
Seorang laki-laki berwatak jahil yang selalu mencari masalah dengan para siswi di kelasnya. Shanin terkecuali, ia masih menganggap sosok Arga sebagai sosok yang menyeramkan. Jadi, memilih untuk mencoret nama Shanin dari daftar merah adalah hal aman yang sewajibnya ia lakukan.
"Minggu lalu cuma beberapa orang yang ganti di kelas! Jadi itu dicoret dari daftar jadwal. Artinya, minggu ini cowok yang ganti dikelas."
Mencoba menahan amarah, digeretakkannya deretan gigi putih Amanda, "Gue. Gak. Perduli. Keluar!"
"Kalo gue gak mau?"
"Tian!"
"Keluar."
Satu kata perintah tanpa disertai tanda seru itu datang. Meski kali ini bukan berasal dari arah Amanda, melainkan sosok berkacamata yang kini tengah duduk dikursi paling belakang kelas. Nampak memandangi perdebatan konyol teman-temannya dengan wajah datar.
Suara menyeramkan yang tentu menghadirkan heningnya seisi kelas, terlihat tak ada yang berani membantah murid terpintar dikelasnya.
"Cowok-cowok, keluar." Ulang Derren sembari beranjak bangkit dari posisi nyamannya.
Hal yang tentu Shanin sambut dengan senyuman ketenangan, dikarnakan dirinya yang tak harus ikut andil dalam melerai. Beruntung karna disaat Arga, Arkan, Richard, Al dan Raynzal tidak berada disisinya, Derren dikirim Tuhan untuk sekelas dengannya.
Kembali dengan kondisi ruang kelas yang kini beralih damai, beberapa siswi yang belum bergantipun terlihat bergegas.
"Lima menit lagi semua udah dilapangan, ya." Ujar Shanin singkat sebelum dirinya ikut melangkahkan kaki keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanin's Diary 2
Fiksi RemajaSiapa yang tak mengenal Shanindya Violetta? Gadis berparas menawan dengan kepala berhias rambut ungu terangnya itu, tentu sangat mudah untuk dikenali. Si gadis berbadan mungil dengan otak dua seringgit yang berhasil masuk ke dalam sebuah persahabata...