27• Lily Orange

3.1K 520 59
                                    

terkadang hidup memang memiliki cara yang sangat buruk untuk mewujudkan impian

terkadang hidup memang memiliki cara yang sangat buruk untuk mewujudkan impian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







[DUAPULUH TUJUH]


ARGA menghembuskan napasnya putus asa sesudah meneguk singkat vodkanya dari balik minibar kepunyaan Ayah Al.

Niat diri memang hanya mengantar sobat berambut keritingnya itu untuk pulang, namun saat maniknya tak sengaja menangkap sebotol vodka yang baru saja di ambil dari gudang penyimpanan minuman oleh salah satu pekerja dirumah Al, niat Arga yang tadinya tak ingin mampirpun berubah.

"Om Andro mana? Bi Feh juga gak keliatan." Baru sadar dengan hening yang menyelimuti dirinya dan Al, Arga bertanya sembari menatap ke arah sekitar.

Mencoba menemukan keberadaan siapapun disana sampai Al terdengar mendengus dari kursi bar disamping Arga.

"Ini jam setengah 3 pagi kalo lo gak tau, ya udah pada tidurlah."

Sebelum berdiam dan berpikir dengan otak kosong, Argapun mengangguk. Berakhir kembali menuangkan sedikit cairan berwana bening itu ke dalam gelas kecil dihadapannya.

"Masih kepikiran sama si sepupu Shanin itu?"

"Ya menurut lo aja gimana." Jawabnya galak yang hampir membuat Al memaki dengan suara lantang.

Berakhir mengusap dadanya penuh rasa sabar, "Mau gue kasih fakta atau iming-iming bahagia semata?"

Tak ada jawaban, tentu saja. Arga terlalu malas untuk membuka mulutnya disaat kepalanya kini tengah berputar hebat.

"Oke," ucap Al final, "Faktanya, dia jelas lebih kenal Shanin dibanding lo. Lebih deket sama keluarganya juga, dan buat saat inisih gue yakin Shanin juga lebih nyaman deket sama sepupunya dibanding sama mantan."

Arga terdiam, berpura-pura tak memperhatikan ucapan Al meski ia sendiripun dalam diam membenarkan semua apa yang sobatnya itu lontarkan.

"Kalo iming-iming bahagia sematanya, si kutil gak bakal peka jadi lo tenang aja," ucap Al lagi yang sempat membuat Arga mencelos lega, "Asal dia gak ditembak."

Dan ya, kalian bisa membayangkan bagaimana inginnya Arga untuk mengusir sahabat berambut keritingnya itu dari rumahnya sendiri.

"Gue balik."

Merasa sudah terlalu lelah untuk melewati hari ini, Argapun bergerak malas untuk bangkit. Hanya ingin sampai dirumahnya dan tidur. Tak perduli jika dirinya tak bisa bangun pada pagi hari nanti. Kepalanya sudah terlalu penat untuk berpikir.

"Bentar deh, Nyet." Sebelum sosok Arga melangkah lebih jauh, Al sempat bersuara, "Gue baru inget kalo Shanin punya boneka beruang."

Tentu saja Arga mendengus, merasa apa yang Al katakan sangatlah tidak penting, "Mau? Besok gue pinjemin."

Shanin's Diary 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang