10• Area Berbahaya

3.8K 519 154
                                    


he treats her like a princess
but sadly, she already has a prince

he treats her like a princessbut sadly, she already has a prince

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






[SEPULUH]

PUKUL empat lewat lima belas menit.
Dan ponsel Shanin masih tak kunjung mendapatkan barang satupun notifikasi yang ditunggu.

Bertarung melawan segala jenis pikiran negatif dalam kepala tentu bukanlah hal yang mudah. Semua yang pernah melewati fase itu, pasti paham bagaimana perasaan Shanin sekarang.

"Yakin mau langsung pulang?"

Untuk ketiga kalinya Arkan bertanya, memastikan keputusan yang gadis itu ambil, untuk tak ikut bergabung dalam menonton pertandingan basket Al yang sore ini akan diadakan di salah satu Universitas swasta.

Dan untuk ketiga kalinya pula, Shanin mengangguk. Tak ada niat untuk bersorak heboh disaat perasaannya saat ini tengah tak kalah hebohnya.

Mulai dari hilangnya Arga yang sudah dua hari ini tak mengabarinya, hingga kejadian dikantin siang tadi yang membuat dirinya pergi mengantar Shanaya menuju rumahnya. Belum lagi bayang-bayang Aksa yang terkadang muncul secara tiba-tiba dalam kepala, sampai helaan napas panjang adalah satu-satunya yang dapat gadis itu perdengarkan.

Membuat Arkan akhirnya menyerah. Menerima keputusan Shanin dengan tak ikhlas.

"Shanin turun ya."

Seperti pamitan yang biasa gadis itu ucapkan setiap ia mengantarnya pulang. Berakhir meninggalkan dirinya seorang diri di dalam mobil yang ia kendarai.

Hanya dapat memantau gadis itu dari arah kaca spion, memastikan kalau Shanin sudah benar-benar masuk ke dalam gerbang rumahnya. Barulah ia dapat mengedipkan mata dengan tenang.

Memilih untuk mengeluarkan ponsel dari dalam saku jaketnya, memeriksa beberapa pesan yang masuk meskipun dirinya tak akan  membalas. Terlebih pesan asing dari para wanita yang iapun sendiri tak tahu bagaimana cara mereka mendapatkan nomor ponselnya.

Membiarkan lagu berjudul Too Close yang dinyanyikan oleh Alex Clare itu menemani sorenya, tak memiliki niatan untuk enyah dari depan rumah Shanin. Karna kalau boleh jujur, ia juga tengah tak dalam mood bagus untuk menyemangati seseorang, disaat dirinyalah yang justru butuh untuk disemangati.

🎶Which way is right, which way is wrong
How do i say that i need to move on🎶

Tanpa sadar, satu senyuman penuh keputusasaan itu Arkan perlihatkan kala lirik yang terdengar seperti tengah mengolok perasaannya. Berniat untuk mengganti lagu yang tengah mengalun, sampai pintu mobil yang semula tertutup itu, perlahan kembali  terbuka.

Menampilkan sosok Shanin yang entah bagaimana bisa kembali masuk dan duduk dikursi penumpang tepat disebelahnya. Hal mengejutkan yang sempat tidak Arkan percayai. Hanya mampu mematung di tempatnya dengan mengerjapkan mata berkali-kali.

Shanin's Diary 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang