Siapa yang tak mengenal Shanindya Violetta?
Gadis berparas menawan dengan kepala berhias rambut ungu terangnya itu, tentu sangat mudah untuk dikenali.
Si gadis berbadan mungil dengan otak dua seringgit yang berhasil masuk ke dalam sebuah persahabata...
he don't want to hurt her that's why he is hurting himself instead
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[LIMA]
ADA begitu banyak hal yang kini memenuhi isi kepala Arga. Mulai dari ingin yang bertanya mengenai bagaimana perasaan Shanin saat ini, apakah ia sudah melupakan kejadian kemarin, atau hanya sekedar pertanyaan sepele seperti, apa tadi malam gadis itu tidur nyenyak, yang nyatanya tak ada satupun bisa Arga keluarkan.
Hanya memilih untuk mengendari mobilnya tenang dengan ditemani Shanin yang pagi ini masih terlihat tak banyak bicara dikursi penumpang.
Sesekali cowok itu melirik, memperhatikan bagaimana ekspresi gadis itu yang untungnya terlihat sudah tak terlalu buruk. Bahkan sesekali, gadis itu bersenandung.
Menyanyikan lagu jagung manis karna beberapa saat lalu, mereka melewati abang-abang penjual jagung manis yang audionya tertangkap jelas dikedua telinga gadis itu.
Menghadirkan dengusan geli Arga, merasa kalau saat ini, semuanya sudah mulai baik-baik saja.
"Pagi, Pak." Cowok itu menyapa ramah Pak Darto, salah satu satpam terlama disekolah mereka.
Mendapati balasan berupa hormatan singkat, nampak mempersilahkan mobil sport hitam Arga masuk memenuhi parkiran sekolah.
"Shanin langsung ke kelas ya, Arga," ucapnya sembari melepaskan seatbelt, "Mau periksa projektor, nanti mau ada presentasi." Lanjutnya sesaat setelah ia beranjak turun dari dalam mobil.
Diikuti Arga dengan anggukan kepala singkatnya, "Aku ke kantin dulu ketemu anak-anak, ya?"
Gantian Shanin yang mengangguk, sedang kedua tangannya sibuk memakai tas ransel ungunya. Sembari berjalan menuju lorong utama sekolah sebelum maniknya sempat mendapati sosok Arkan dengan sepeda motor kuningnya yang juga terlihat baru sampai.
Cowok yang pagi ini nampak tampan dengan balutan jaket kulit hitamnya itu, tengah sibuk melepaskan helm dari kepala. Belum menyadari kalau tatapan para penggemarnya, kini sudah memburu. Bahkan beberapa ada yang mengabadikan moment langka ini.
"Arkan!"
Seru Shanin dari jarak yang cukup jauh. Seruan lantang yang tentu membuat Arkan dan beberapa penghuni parkiran lainnya, termaksud Arga tentu saja, menoleh.
Mendapati Shanin dengan lambaian tangannya, tengah menyapa cowok berkulit putih itu diikuti senyuman lebar.
Kejadian singkat yang menghadirkan kening bertaut Arga. Apalagi saat mendapati Arkan yang terlihat membalas sapaan gadisnya itu dengan senyuman lebar.
Hanya dapat menatap kedua makhluk itu secara bergantian, sebelum gadis berambut ungu itu menghilang dari jangkauan.
"Dia gak seheboh itu pas ketemu gue tadi." Geram Arga tak terima dengan bibir cemberut.