karna sejujurnya, dibalik kesempurnaan yang terlihat, ada kerapuhan yang merengkuh erat
[TIGAPULUH EMPAT]SHANIN mengerang singkat saat dirasa kepalanya yang terasa berat.
Mencoba untuk bangkit dari posisi tidurannya menjadi duduk, dibantu dengan sebuah tangan yang dirinyapun tak tahu milik siapa.
Berusaha berteman dengan rasa pusing yang melanda akibat minuman keras yang sempat dirinya konsumsi, tentu bukanlah hal yang mudah bagi seseorang yang tak pernah mencicipi minuman beralkohol.
"Ini udah sadar apa masih gila?"
Al bersuara dari depan televisi, membuat Shanin lambat laun berhasil menangkap sosok tersebut.
Diikuti ke-lima sosok lain yang saat ini juga tengah memandanginya dengan khawatir. Bahkan Derren terlihat meraih botol air mineral di meja dekatnya, sebelum memberikan botol itu kepada Shanin.
"Minum dulu." Perintah Derren yang segera Shanin turuti dengan meneguk air mineral itu sebanyak dua kali.
"Abisin." Tambah Richard geram.
Membuat gadis itu mau tak mau kembali meneguknya sampai tetes terakhir.
Setelahnya, Shanin sempat merapihkan rambut berantakannya sebelum duduk dengan posisi tegap. Menunggu omelan lain datang atas kelakuan bodohnya tadi.
"Udah bisa di ajak ngomong?"
Meski tak mengangkat kepalanya karna takut, Shanin tetap mengetahui kalau suara itu berasal dari Raynzal.
"Jawab." Cecarnya lagi dengan nada serius, yang membuat Shanin menelan susah payah salivanya sebelum mengangguk sebanyak dua kali.
Entahlah, suara menyeramkan Raynzal tak pernah gagal membuat jantungnya berpacu cepat.
"Ini chat dari siapa?"
Kembali bertanya dengan pertanyaan rancu, membuat gadis itu mengangkat kepalanya perlahan.
Terkejud saat mendapati ponselnya yang kini tengah berada dalam genggaman Raynzal. Dengan posisi yang menyala pula dan memperlihatkan isi pesan dari sebuah nomor asing.
Pesan yang membuat Shanin melakukan hal gila seperti ini.
Dengan mata yang terbuka kebar, gadis itu secepat kilat mengibaskan selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya. Sebelum ia beranjak turun dan berniat untuk merebut paksa ponsel kepunyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanin's Diary 2
Ficção AdolescenteSiapa yang tak mengenal Shanindya Violetta? Gadis berparas menawan dengan kepala berhias rambut ungu terangnya itu, tentu sangat mudah untuk dikenali. Si gadis berbadan mungil dengan otak dua seringgit yang berhasil masuk ke dalam sebuah persahabata...