"Seungmin ga bakal datang, tuh. Lo pulang sama gua sekarang, atau lo mati kedinginan disini?" Ujar Hyunjin seraya meraih koper yang ada dihadapan Lena.
Lena menahan tangan Hyunjin. Dengan suara yang parau Lena berkata,
"Apa yang udah lo lakuin ke Seungmin? Hah? Belum puas lo ngancurin hidup gua? Gua cuma mau bahagia, Jin.. Please, gua mohon sama lo."Lena udah lelah banget dengan semua perlakuan Hyunjin padanya, oleh karena itu, sekarang walaupun keadaannya sangat dingin, Lena berlutut dihadapan Hyunjin.
"Len, bangkit. Gua ga suka kalo liat cewe kayak gini." Hyunjin meraih lengan Lena lalu berusaha mengangkat Lena dari posisi berlututnya.
"Len, bangkit, Len." Kali ini Hyunjin ikutan berlutut dihadapan Lena.
Lena kekeuh dan terus menggeleng sambil menangis.
"Gua ga bakal bangkit dari sini. Terserah kalo lo mau ninggalin gua dan buat gua mati disini. Lebih baik gua mati sekarang, Jin! Gua udah ga punya tujuan hidup lagi! Semua orang yang gua sayang udah ninggalin gua. Bunuh gua aja sekalian, Jin! Bunuh gua!"Hyunjin menatap gadis itu sebentar sampai akhirnya ia berdiri lalu berjalan ninggalin Lena.
"Itu lo yang minta ya, Len. Lo yang ngebuat diri lo sendiri menderita."
Kali ini, Hyunjin benar-benar ninggalin Lena yang masih berlutut ditempatnya.
Awalnya, Hyunjin kira setelah ia pergi meninggalkan Lena, Lena bakal bangkit dari posisi berlututnya. Namun, hingga kini, sekitar 25 menitan Hyunjin mengamati wanita itu dari jauh, Lena masih belum kunjung bangkit.
Dapat dilihat dengan jelas, tubuh Lena bergetar hebat. Dan entah mengapa itu membuat Hyunjin sangat khawatir.
Tiba-tiba, salju turun menghujani bandara Internasional Incheon itu. Semakin lama, salju turun semakin deras, hingga akhirnya wanita yang sedari tadi diamati oleh Hyunjin itu tumbang.
Banyak orang datang mengerumuni Lena dan disitulah pertama kalinya, Hyunjin membuat keputusan berdasarkan hati nuraninya.
Ia segera turun dari mobilnya dan langsung berlari untuk menghampiri Lena yang terlihat pucat dan bahkan tubuhnya sudah sangat dingin.
"Len, lo tahan bentar. Kita ke rumah sakit sekarang." Hyunjin membuka blazer yang digunakannya lalu membungkus tubuh Lena yang sudah sangat kaku.
Dijalan, Hyunjin berkali-kali memukul setir mobilnya. Ia menyesali semua perbuatan yang dilakukannya pada Lena selama ini.
"Gua emang brengsek, Len. Lo pantas hukum gua dengan sangat berat. Aarrrghhh" Dengan perasaan yang berantakan, Hyunjin menancap gas mobilnya agar bisa sampai dengan cepat ke rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit, Hyunjin kembali menggendong Lena langsung menuju ke Unit Gawat Darurat.
"Dok, segera lakukan sesuatu! Saya akan bayar 10x lipat, selamatkan dia, dokter. Saya mohon." -hyunjin
"Anda mohon tenang, saya pasti melakukan yang terbaik untuk semua pasien disini. Tenangkan diri anda, dan sebaiknya anda berdoa." Dokter yang akan menangani Lena pun masuk ke ruang UGD, dan Hyunjin tumbang tepat didepan pintu UGD itu.
Untuk pertama kalinya seorang Hwang Hyunjin menangis. Dia baru menyadari semua hal yang dilakukannya kemarin itu sangat tidak berperikemanusiaan.
Dia melampiaskan semua emosinya, mulai dari kesedihan hingga amarahnya pada seorang gadis yang tak bersalah. Bahkan tak ada hubungannya dengan dia.
Hyunjin juga menyesali semua perilaku bejatnya. Harusnya ia menolak saat Hyung teman ngumpulnya menyuruhnya untuk bermain-main dengan Lena. Bagaimanapun, Lena sendiri pasti punya masa depan yang udah dia rencanakan sebaik mungkin, dan Hyunjin merusak semuanya.
"LEN! GUA TAU GUA GA PANTAS DIMAAFKAN! TAPI GUA MINTA MAAF ATAS SEMUA YANG UDAH GUA LAKUIN KE LO! PLS LO HARUS KUAT DAN LO HARUS BALIK KE GUA, LEN!" Teriak Hyunjin hingga mengagetkan seluruh orang yang berada disekitarnya.
Tangisannya tak dapat berhenti, Hyunjin merasa sangat bersalah atas semuanya. Dia bisa saja menjadi seorang pembunuh jika Lena tak dapat diselamatkan kali ini.
Hyunjin ga mau kalau sampai masa depannya harus terus dihantui oleh hal keji yang telah ia perbuat selama ini.
Perlahan, setelah berusaha mengontrol emosinya, Hyunjin pun mulai tenang, lalu ia bangkit dari posisi duduk dilantainya itu. Ia berjalan menuju salah satu kursi yang tersedia di lobi rumah sakit.
Ia pun duduk, memejamkan matanya, kemudian menyatukan tangannya,
"Tuhan, bantulah hambamu yang sedang berada diruang UGD itu agar ia bisa tetap kuat. Setidaknya biarkanlah hamba meminta maaf kepadanya walaupun hanya sekali."Hyunjin membuka matanya dan dilihatlah sekeliling rumah sakit itu. Pandangannya tertuju pada televisi besar yang tergantung diatas meja resepsionis.
Televisi itu mengabarkan bahwa pesawat dengan jadwal keberangkatan Incheon-Tokyo pada jam 10.00KST dinyatakan hilang kontak setelah 4 menit terbang akibat badai salju yang tiba-tiba menerpa hampir seluruh daerah Korea Selatan.
Melihat berita itu, Hyunjin menjadi sedikit bangga akan apa yang ia lakukan hari itu.
"Lena, Seungmin. You guys owe me a big thank you. No need to say it louder. Because i already say 'My Pleasure' haha"
(Lena, Seungmin. Kalian berhutang kata terima kasih ke gua. Ga usah bilang itu keras-keras. Karena gua udah bilang 'sama-sama' haha)oke chapt ini penuh dengan rasa penyesalan si Hyonjeng :)
KAMU SEDANG MEMBACA
BaByGiRl -hhj
Fanfiction[ON GOING] 'My pleasure.' -Hwang Hyunjin 15+ Harsh words bertebaran dan tidak disarankan untuk dibaca oleh penderita darah tinggi :) ©place-bo --- 2019 (baca sampe abis yuks, dijamin kalian kesel sampe pengen lempar hp ^ˇ^ )