Sahabat sejati tidak akan pernah pergi.
Flashback
Beberapa hari yang lalu di saat Rendra mengetahui kalau Jevano terikat perjanjian dengan Tirta. Dia menemui dan berbicara serius dengan temannya itu. Ini bukan masalah biasa, membuat perjanjian dengan Tirta sama saja menyerahkan diri kepada Tirta. "Apa isi perjanjian lo sama Tirta?" tanya Rendra geram.
"Bukan urusan lo."
"Urusan gue, jelasin atau gue gak akan bisa ngeluarin lo dari perjanjian itu," ancam Rendra serius, dia gak main-main sekarang.
"Perjanjian ini karena lo, lo yang bikin gue terpaksa harus membuat perjanjian seperti ini."
"Gue minta maaf," ucap Rendra tiba-tiba. "Gue bakal bantu lo biar lepas dari Tirta, kasih tau gue apa perjanjian lo sama dia." Rendra menatap serius Jevano, tidak ada keraguan di matanya.
"Bujuk lo untuk menemuinya minggu ini dan kalau gue berhasil dia gak akan ganggu Haekal ataupun Azara," ungkap Jevano.
Rendra tanpa sadar mengumpat kesal kepada Tirta. "Itu doang?"
"Hm."
"Bilang ke Tirta gue bakal temuin dia Sabtu ini, dan jangan kasih tau Haekal." Rendra membuat Jevano kaget.
"Lo gila ya? Dia sudah tau kelemahan lo! Lo mau cari mati?"
"Ini masalah gue sama dia, tenang aja. Tolong buat Haekal menjauh dari gue untuk sementara waktu. Bilangin semuanya ke dia, tanpa ada yang disembunyiin, termasuk masalah Nana." Perintah Rendra sambil mengalihkan pandangannya. Berat sebenarnya dia bilang seperti ini, hal ini akan membuat hubungannya sama Haekal bakal renggang. "Dan tetap bersikap seolah lo benci sama gue dan kita juga ikut bertengkar hebat, anak buahnya Tirta ada di mana-mana." Rendra segera pergi meninggalkan Jevano. Dia harus bertindak lebih cepat.
H-1 jam sebelum pertemuan Rendra dan Tirta. Jevano tidak tenang sejak tadi. Dia sudah membawa Haekal ke rumahnya tapi entah kenapa perasaannya tidak tenang. Dia sudah berulang kali mengatakan kalau Rendra pasti bisa menyelesaikannya sendiri, tapi malah membuat dia semakin tidak tenang.
"Kal, gue mau jujur."
"Apa?" tanya Haekal dengan muka santai, dia sedang asik main game di hpnya.
"Alasan gue bilang semuanya ke lo waktu itu, itu semua perintahnya Rendra," ungkap Jevano yang membuat Haekal menghentikan jari-jarinya memainkan game. Dia menatap Jevano bingung.
"Maksud maneh?"
"Rendra yang suruh gue buat ceritain semuanya, dia gak bakalan bikin lo sebagai tumbalnya, itu hanya karangan gue doang. Tapi kalau masalah Tirta yang nargetin lo, itu memang benar, makanya Rendra mengambil keputusan ini. Dan hari ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
RENDRA || Huang Renjun
Fanfiction[ S E L E S A I ✅ ] Bunda...aku capek, boleh aku peluk bunda sekali saja? -Rendra Junaldi