Harus bareng-bareng bahkan sampai rambut kita dipenuhi uban. Kalau bisa, masuk panti jompo bareng-bareng.
Dua orang tidak dikenal datang ke rumah dan langsung masuk begitu saja. Hal itu membuat Mang Agung yang sedang membersihkan halaman depan langsung kaget dan menahan orang-orang itu. Tapi naas, kedua orang itu lebih kuat dan memukul bahu Mang Agung dengan balok hingga membuat Mang Agung tak sadarkan diri.
Kedua orang itu melemparkan batu ke jendela rumah dengan keras. Mereka memang sengaja membuat keributan. Setelah melihat orang yang berada di dalam rumah keluar, kedua orang tersebut langsung bersembunyi.
"Astaghfirullah, Mang Agung!" Rendra langsung menghampiri Mang Agung yang tak sadarkan diri di halaman depan tanpa memperhatikan situasi sekitar.
"Awas, Ren!!"
Jevano dengan sigap langsung menahan dan menghajar orang yang tiba-tiba keluar dari persembunyiannya. Orang itu hendak mencelakai Rendra.
Rendra tiba-tiba ngeblank. Kaget dengan barusan yang hampir terjadi. Dia tercengang. Benar-benar sekaget itu.
Nana juga berusaha melindungi Rendra. Dia menendang orang yang berusaha mendekati Rendra yang masih terdiam.
"Ren, lo gak apa-apa?" tanyanya yang khawatir melihat Rendra yang terdiam kaku. Rendra mengangguk pelan.
"Gak usah ikut kelahi," ucap Nana sebelum dia juga ikut berkelahi dengan orang yang satunya lagi. Terjadi perkelahian tak terhindarkan sore itu.
Rendra tidak mendengarkan ucapan Nana. Dia juga membantu sahabat-sahabatnya itu. Dia tidak bisa diam begitu saja. Apalagi tampaknya kedua orang itu membawa senjata tajam.
Jevano berhasil membuang pisau yang dipegang oleh orang yang sedang dia lawan. Dia langsung menendang dan meruntuhkan orang itu dengan sekuat tenaga.
Dua orang itu langsung kabur ketika Jevano hendak membuka masker yang mereka gunakan.
"Woii!!" Jevano berusaha mengejar kedua orang itu.
"Udah Vano, gak usah dikejar!" tahan Rendra agar Jevano tidak mengejar dua orang itu. "Bahaya." Rendra masih menahan Jevano. Napasnya ngos-ngosan. Mukanya pucat.
"Lo gak apa-apa?" tanya Jevano khawatir.
"Gue ga apa-apa." Rendra langsung menghampiri Mang Agung. Dia membangunkan Mang Agung agar sadar.
"Mang, bangun." Rendra mengguncang badan Mang Agung. Untung saja Mang Agung langsung sadar. Beliau langsung terduduk dan menatap Rendra dengan tatapan khawatir.
"Astaghfirullah, Aden gak apa-apa? Dua orang tadi..."
"Gak apa-apa, Mang. Dua orang tadi udah pergi. Mamang tau mereka siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENDRA || Huang Renjun
Fanfiction[ S E L E S A I ✅ ] Bunda...aku capek, boleh aku peluk bunda sekali saja? -Rendra Junaldi