Aku ga butuh orang-orang berbohong hanya demi melihat aku bahagia.
Juna tiba di Aceh kisaran jam 8 malam. Dia sudah berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya di kantor dengan cepat tapi tetap aja gak bisa sebelum sore. Dia langsung ke rumah Rani dan Razaaq untuk menemui anaknya.
"Bapak." Rendra terlihat sangat kesakitan. Badannya juga lemas dan tidak ada tenaga.
"Hm, masih pusing? Apa yang sakit?" Juna mengelus rambut anaknya itu. Rendra menggeleng sambil memaksakan dirinya buat tersenyum.
"Apa yang dirasain?" tanya Juna.
"Kangen Bapak."
"Gombal mulu lagi sakit juga. Sini duduk kalau gitu, peluk Bapak." Juna merentangkan kedua tangannya, menantang Rendra untuk duduk dan memeluk dirinya. Rendra hanya tersenyum. Dia memaksakan diri untuk duduk, dibantu oleh Juna. Setelah itu memeluk Juna erat.
"Bapak jahat," ucap Rendra tiba-tiba. Juna mengernyitkan dahinya bingung. "Bapak mau pergi kan? Mau tinggalin Rendra sendiri di sini. Mau lepasin Rendra, ya kan Pak?" tanya Rendra.
Juna terdiam, mengerti kenapa sikap Rendra jadi seperti ini. "Bapak gak pergi, Nak."
"Bohong! Buktinya Bapak mohon-mohon agar Bunda mau terima aku lagi, Bapak ngelepasin Rendra agar Rendra bahagia. Bapak jahat." Rendra terisak dan makin memeluk erat Juna. "Jangan lepasin Rendra, aku maunya sama Bapak."
"Aku gak butuh siapa-siapa, aku ga butuh rasa kasian, aku ga butuh kepura-puraan, aku ga butuh orang-orang berbohong hanya demi melihat aku bahagia. Aku cuma butuh rasa tulus dan itu adanya di Bapak. Maafin aku Pak, maafin aku terlalu egois untuk ketemu Bunda padahal itu sangat berat buat Bapak."
Juna mengelus punggung anaknya itu tanpa bersuara. Membiarkan Rendra meluapkan apa yang dia rasakan.
"Buat apa aku bahagia di sini kalau apa yang aku dapatin hanya keterpaksaan dan kebohongan. Maafin aku Pak, aku gak pernah mikirin Bapak. Aku gak pernah perhatiin Bapak."
Rendra semakin terisak, membuat suaranya semakin serak dan membuat baju Juna terasa basah karena air mata Rendra. Juna mengelus punggung Rendra pelan. Sedih mendengar isakan Rendra.
"Ga apa-apa, Nak. Kamu ga salah. Bapak ngelakuin buat kamu. Kebahagiaan kamu, kebahagiaan Bapak juga. Sudah ya, jangan nangis lagi, jangan sedih lagi. Bapak akan di sini bareng kamu, di samping kamu. Gak akan pergi. Percaya sama Bapak."
"Jangan pergi."
"Iya engga." Juna menenangkan anaknya itu.
Rendra semakin mengeratkan pelukannya dengan Juna. Takut bapaknya itu akan pergi meninggalkan dirinya. Juna tanpa sadar meneteskan air matanya, dia buru-buru menghapus air matanya itu. Tidak mau menambah kesedihan Rendra. Dia tidak menyangka Rendra akan begini. Dia kira Rendra akan marah dan benci padanya, namun semenjak dia memberitahu yang sebenarnya, tidak ada kebencian dari Rendra. Walaupun dia tau, Rendra sangat terpukul.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENDRA || Huang Renjun
Fanfiction[ S E L E S A I ✅ ] Bunda...aku capek, boleh aku peluk bunda sekali saja? -Rendra Junaldi