Akankah semuanya bisa seperti dulu lagi?
Suasana di rumah Rendra sangat heboh sekarang. Mereka berpesta dan tertawa bahagia di sana, menghabiskan malam di beranda lantai dua. Haekal memutar lagu dan nyanyi sambil joget di depan pemanggangan. Dia bahkan mengajak Rendra buat ikutan joget tapi Rendra hanya ketawa.
"Can, bantu kipasin elah." Jevano menarik Haekal biar kerja. Tapi Haekal tetap Haekal, tidak menghiraukan.
"Ren, jangan nonton Spongebob aja lo, sini tiduran di sini aja lebih hangat." Haekal malah mengajak Rendra buat keluar, soalnya sejak tadi Rendra hanya memperhatikan mereka dari dalam, duduk di sofa.
"Asapnya ke sana Haekal Chandra," sahut Rendra sambil melirik asap pemanggangan mengarah ke sofa bundar yang ada di luar.
"Dah Rendra di sana aja, kalau udah kelar baru ke sini," sahut Nana yang sibuk memanggang daging.
Setelah selesai memanggang daging, baru Rendra diizinkan ke luar. Lagian udah ga ada asap lagi. Mereka duduk di sana sambil menikmati dinginnya malam. Menikmati detik demi detik waktu yang terus berjalan. Banyak yang mereka ceritakan malam ini, menyalurkan rasa rindu yang sudah lama tidak pernah berkumpul seperti ini lagi.
"Jadi kangen ngeband bareng," ucap Haekal tiba-tiba. Dulu mereka memang sering ngeband walaupun tidak ada yang melihat, hanya mereka berempat.
"Masih buka ga sih tempat yang dulu sering kita sewa?" tanya Nana yang juga kangen masa-masa itu.
"Masih buka kok," jawab Jevano.
"Lo part time di situ kan?" tebak Rendra yang membuat Haekal dan Nana menatap Jevano.
"Bukan part time, bantuin doang. Lagian kita dulu sering ke sana, jadi ya sekalian aja."
"Bisa lah ya nanti kita ke sana lagi, pasti si Ibu yang punya kaget kalau kita muncul lagi. Secara dulu hampir tiap hari ke sana."
"Boleh tuh."
Ketika asik-asik becanda dan bergelut, tiba-tiba Mang Agung datang dengan wajah yang bisa dibilang tidak biasa dan tampak khawatir. Rendra juga bingung tumben Mang Agung jam segini masih ada di rumahnya.
"Misi, Den. Ada yang mau mamang bicarain ke Aden," ucap Mang Agung.
"Ada apa, Mang? Bicara aja."
Mang Agung tampak bingung harus menyampaikannya seperti apa kepada Rendra. Rendra yang menyadari hal itu langsung berdiri dan berjalan mendekati Mang Agung.
"Rahasia ya, Mang? Ya sudah di dalam aja." Rendra mengajak Mang Agung masuk ke dalam. Mereka duduk di sofa belakang. Mang Agung masih tampak berpikir gimana jelasin ke Rendra.
"Ada apa, Mang?" tanya Rendra.
"Gini, Den..."
"Iya, kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENDRA || Huang Renjun
Fanfiction[ S E L E S A I ✅ ] Bunda...aku capek, boleh aku peluk bunda sekali saja? -Rendra Junaldi