Menjalani Kehidupan yang baru dengan tempat dan orang yang baru,
bukanlah hal yang mudah._ Ben Alexander Romeo (Benjol)
Bandung... akhirnya aku menginjakkan kakiku di tanahmu. Meninggalkan semua hal-hal indah
yang tak terlupakan di kampung halamanku.
Meninggalkan Tempat tinggal, Sahabat, dan Cinta. Hanya satu saja yan tersisa, yaitu topi kuplukku.
Setelah melihat Tulisan Welcome to Bandung saat keluar dari Bandara, aku tersenyum kecil sambil memakai topi kupluk biru kesayanganku.
Ok Ben... Kamu harus kuat menjalani semua ini. Batinku, lalu berjalan bersama Ayah dan Ibu.
"Kita mau kemana yah ?" tanyakku
"Kita akan pergi ke Rumah kita yang baru," jawab Ayah dengan senyuman sambil mengelus kepalaku.
Kami pergi dengan Mobil teman Ayah yang sudah menanti kami di depan Bandara, sesampainya Rumah, Rumah yang masih sangat asing bagiku, kami melangkahkan kaki memasuki Rumah itu.
Rumah yang kecil, hanya ada satu kamar dan satu kamar mandi di dalamnya, dinding rumah yang sudah memudar, sepertinya sudah tidak dicat selama sepuluh tahun, atap rumah yang bocor, sesekali mengeluarkan tetesan air dan lantai keramik yang sudah mulai retak.
Namun walau begitu tetap harus bersyukur, karena masih memiliki tempat untuk berlindung. Bahkan dengan melihat Rumah kami saat ini, aku jadi termotivasi untuk membantu kedua orangtuaku mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Tak terasa hari sudah semakin gelap, setelah kami menata letak barang-barang rumah dengan rapi, tubuh yang kini mulai lelah memaksakan kami untuk beristirahat.
"Sudah Ben, kamu istirahat di kamar kamu ya," kata Ayah.
"Iya nak, kamu istirahat aja dulu ya, besok kita lanjut lagi beres-beresnya," sambung Ibu
"Ben biar tidur di ruang tamu ini aja bu, Ayah dan Ibu aja yang tidur di kamar," kataku
"Nanti kamu kedinginan," kata Ayah
"Engga kok yah, kan ada selimut," timpalku
Ayah menghela nafas, ibu tersenyum menatap Ayah dan akhirnya mereka saling menatap
"Baiklah, kalau itu maunya kamu," Ayah pasrah.
"Ok yah," anggukku
Ayah dan ibu masuk ke dalam Kamar, sedangkan aku mencoba menyesuaikan diri dengan ruang tamu ini, mencoba untuk bisa tidur senyaman mungkin di atas tikar.
****
Jauh di lubuk hatiku... masih terukir namamu... Jauh di dasar jiwaku... Engkau... Masih kekasihku...
Suara itu membangunkanku di pagi hari, padahal kelopak mata ini masih enggan untuk terbuka.
Itu bukanlah suara Alarm, tapi nada dering, siapa yang menelponku pagi-pagi begini ? dengan lemas aku meraih handphone yang ada di bawah bantalku, kulihat di layar handphone-ku terpampang nama yang langsung membuat mataku membulat, tersenyum riang dan langsung bangkit dari tidurku.
Akhirnya Wahyu menelponku, dengan cepat aku langsung mengangkat telponnya
"Halo," sapaku
"Oi kecebong laut... kok jauh amat lu pergi," terdengar suara Wahyu setengah teriak
"Iyaa mau gimana lagi kura-kura laut, lu juga mau gua kabarin malah lagi kasmaran sama si Ayu,"
"Hahaha Bisa aja lu, kok mendadak amat perginya ?"
"Iyaa mau gimana lagi, keadaannya udah begini,"
"Maksudnya ?"
"Nanti aku ceritain,"
"Hmm... ok,"
" Udah ketemu Mira belum ?"
"Belum bro,"
"Oh, berarti dia belum tau,"
"Haha... kangen lu ya ?"
"Hehehe," aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Nanti kalau ketemu gue sampaikan,"
"Sampaikan apa ?"
"Perasaan lu haha,"
"Eh jangan...!" teriakku kaget,
Tut... tut... tut... panggilan terputus, Wahyu memang ngeselin kaya iklan waktu sinetron lagi seru-serunya.
Krek... syett... suara pintu kamar terbuka, Ayah keluar dari kamar.
"Eh Ben udah bangun, Pagi Ben," sapa Ayah
"Hehe iya pagi yah," sahutku
"Yuk siap-siap, kita mau pergi," pinta Ayah
"Mau kemana yah ?" tanyaku
"Ke Sekolah, Ayah akan mendaftarkanmu ke sekolah yang baru," jawab Ayah
"Ok yah," turutku dengan senyuman.
.
.
.
Akhirnya bisa update lagi.... !
Oh... betapa senangnya 😂Gimana part ini menurut kalian gaess ?
Ben nya cerita sedih mulu ya ?
Gapapa, biarkan dia menikmati kesedihannya 😅Ikutin terus kelanjutan cerita Distance yaa... See you tomorow ❤
Ardnerus Nomis
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE [TAMAT]
Teen FictionBLURB : Kabar pernikahannya menjadi sebuah kejutan. Membuatku merasa hilang harapan dan teringat akan suatu kenangan. Ketika jarak tercipta karena suatu keadaan yang tak diharapkan, hingga memisahkan aku dengannya. Masa sekolah yang penuh kenangan I...