9

404 238 148
                                    

Ayu berjalan ke Area Parkir Sekolah, melihatnya mulai berlari membuatku yang tadinya hanya sekedar penasaran kini menjadi panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayu berjalan ke Area Parkir Sekolah, melihatnya mulai berlari membuatku yang tadinya hanya sekedar penasaran kini menjadi panik.

Ada kerumunan di area parkiran sekolah, Ayu berjalan masuk di tengah kerumunan itu meminta mereka untuk memberikan ruang untuknya. Aku hanya bisa mengintip dan mendengar dari belakang.

Tiba-tiba ada suatu hal yang mengejutkanku, Wahyu keluar dari kerumunan itu, kini ia tepat di hadapanku dengan matanya yang memerah dan wajah merengut.

Ingin ku tanya mengapa, tetapi melihat raut wajahnya membuatku merasa ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan itu, ia menatapku sejenak dan tanpa berkata apapun ia pergi begitu saja.

Tak lama kerumunan itu bubar, hanya ada beberapa orang saja aku berjalan mendekat supaya bisa melihat lebih jelas.

Tampak Ayu yang sedang mengoleskan obat ke pipi Kak Kamal yang biram, Kak Kamal itu Kakak kelas kami, Anak kelas XII/IPA 2.

Pantas saja si Wahyu galau. batinku

"Cepat sembuh ya ka," ucap Ayu

Ka Kamal menganggukkan kepalanya.

Ayu membereskan kembali peralakan P3K nya, menyimpan obat-obat yang ia pakai lalu berdiri, berjalan membawa obat itu.

Tak sengaja Ayu melihatku, ia langsung berjalan hendak menghampiriku, kekesalan terlihat dari raut wajahnya, ia berhenti tepat dihadapanku.

"Kamu tau kenapa Kak Kamal luka begitu Jol ?" basa-basi Ayu bertanya, seolah-olah memintaku untuk menebak.

"Kenapa yu ?" aku balik bertanya.

"Karena Wahyu, dia memukul Kak Kamal sampai biram begitu." ungkap Ayu

"Lah... tapi kenapa ?" tanyaku yang kaget setelah mendengarkan Ayu.

"Aku juga ga tau kenapa, aku ga tanya ke mereka," kata Ayu

Aku melepas topi kuplukku, menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Yang pastinya sekarang aku minta tolong sama kamu, kamu nasehati sahabat kamu yang berandalan itu supaya jangan sok jago," sambung Ayu geram

"Eh... dia bukan berandalan ya !" ucapku meninggikan suara, membela Wahyu

Sekejap Ayu terdiam mendengar bentakkanku.

"Dia ga mungkin melakukan itu tanpa sebab, jangan langsung menuduh, kita cari tau dulu apa masalahnya," sambungku

"Ayo kita temui dia," ajak Ayu

DISTANCE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang