12

258 181 117
                                    

Sepeda Mira menjadi sasaran utama niatku yang mulia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepeda Mira menjadi sasaran utama niatku yang mulia ini. tanpa menunda waktu, aku langsung pergi ke parkiran sekolah untuk beraksi.

Syukurlah parkiran sekolah masih sepi dan sepeda Mira ada di sebelah motor CB-125R Biru yang besar itu, tak tahu motor itu milik siapa tapi pastinya motor itu bukan punyaku walau motor itu bewarna biru.

Segera aku berjalan cepat menghampiri sepeda Mira yang akan segera aku poles sesuai keinginan alias mau aku hancurin.

Yang pertama kali menjadi korban adalah ban sepedanya, karena dia mendoakan ban sepedaku kempes. Siapa suruh coba, doain yang engga-engga.

Aku memutar pentil ban sepedanya biar angin bannya keluar hingga ban sepedanya jadi kurang angin. Aku melihat kanan kiri mencari benda tajam untuk membolongi ban sepedanya.

Tampakku ada pecahan kaca di ujung sana, aku pergi mengambil pecahan kaca itu lalu menancapkannnya ke ban sepeda Mira.

Sasaran berikutnya adalah rantai sepedanya, aku melepaskan rantai sepeda Mira dari tempatnya sehingga Ayuhan sepedanya tidak lagi berfungsi.

Dan akhirnya... Mission Success ! Sepeda Mira kini menjadi indah dan enak dipandang, bagiku. Senyum jahat yang penuh kepuasan terpancar pada wajahku saat ini, iblis ikut berbahagia dan bertepuk tangan melihat tingkahku.

Tak lupa aku memakai topi kupluk biru kesayanganku lalu pergi dari parkiran dengan senyuman sepanjang jalan.

****

Bel pulang sekolah berbunyi, walau kali ini ga semerdu suara Bunga Citra Lestari. Karena perasaanku yang dag dig  dug menerka bagaimana ekspresi Mira setelah melihat kondisi kesehatan sepedanya.

Waktu ngerusaknya semangat amat, setelah yang punya mau lihat malah jadi takut, dasar aku. Jangan ditiru ya!

Yang ada benakku saat ini adalah bagaimana caranya untuk menghindari Mira, sempat aku berpikir untuk menjadikan toilet dan ruang UKS sebagai tempat pelarian, tapi ya kali harus takut sama Mira, aku kan pria pemberani, jadi aku putuskan untuk nongkrong di kantin saja, walaupun kantinnya sudah tutup.

Lagi asyik-asyiknya duduk sendirian di kantin, tiba-tiba tampak ramai orang-orang berjalan menuju ke kantin kaya Mahasiswa yang lagi unjuk rasa kenaikan harga BBM, dan pastiya Mira ada di posisi paling depan, ternyata ia wanita yang tangguh.

Perasaanku jadi ga enak, tapi aku enakin aja, aku berdiri dari kursi kantin berjalan menghampiri Mira, kini kami sudah berhadapan.

"Ada apa ni rame-rame ?" tanyaku yang merasa tak berdosa.

"Kau yang rusakin sepeda gue kan ?" tanya Mira dengan suara datar tapi tatapannya sinis amat, matanya sudah membendung air mata.

Aku diam saja tidak menjawab pertanyaannya, melihatnya mau menangis begitu membuatku jadi ga tega. Jadi aku anggukkan saja kepalaku.

"Kenapa kau rusakkan sepedaku Ben ?!" Bentak Mira, kini air mata telah keluar dari matanya

"Kenapa juga kau doakan ban sepedaku kempes supaya aku kalah lomba hah ?!" aku tanya balik.

"Itu aku cuma becanda, Iih... seriusan amat jadi orang !" kata Mira meninggikan suaranya.

Bentakkan Mira membuatku terdiam, kini malah aku yang mau nangis, entahlah aku memang sedih karena menyesal udah rusakin sepedanya atau karena habis dibentak.

Orang-orang pada diam berdiri melihat kami, tiada yang melerai karena takut sama Mira atau karena mereka memang suka keributan.

"Sudah-sudah, ayo kita pergi ke Bengkel perbaiki sepeda kamu," ajakku menarik tangannya hendak ke parkiran.

"Ga perlu !" tolak Mira melepaskan tangannya.

Kali ini aku benar-benar menatap Mira dengan penuh penyesalan.

"Mulai hari ini, tidak ada lagi pertemanan diantara kita ya, aku ga mau jadi teman kamu lagi !" ucap Mira menaikkan telunjuknya.

Mira pergi meninggalkanku bersamaan dengan orang yang menggeleng-geleng kepala melihatku lalu bubar.

Aku sama sekali tidak bisa berkata apapun untuk menenangkan Mira, apalagi setelah mengingat kembali kesalahan yang sudah kuperbuat dan ia memutuskan pertemanan kami membuatku merasa tidak pantas lagi menahannya untuk tidak pergi.

Aku berjalan sendirian dalam keheningan, yang jadi pertanyaanku saat ini dimanakah Wahyu dan Ayu pada saat kami berantem tadi ?

DISTANCE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang