Sepulang dari Warnet, aku pulang ke Rumah. Awalnya rencana mau ke Rumah Aris, tapi tiba-tiba aku mager.Kebetulan besok hari minggu, besok Aris pasti di Rumah aja, jadi besok saja aku pergi ke rumahnya.
Kini aku mau fokus latihan untuk perlombaan balap sepeda di hari Kamis, aku membawa sepedaku ke Lapangan dekat Rumah untuk latihan disana.
Aku mencoba mengayuh sepeda dengan cepat, semakin lama semakin meningkat sampai aku merasa lelah.
Sudah lima belas putaran, aku pun berhenti berlatih, aku lepaskan topi kupluk dari kepalaku lalu duduk santai di tanah berumput.
Melihat sepeda membuatku terus mengingat Mira, biasanya kami selalu pulang bareng tapi kini semuanya sudah berubah, perasaanku jadi menggebuh-gebuh untuk menceritakan semuanya kepada Aris, aku rasa aku harus menemui Aris hari ini.
Ketika aku hendak mengayuh sepedaku, tiba-tiba kedengaran suara motor dari belakang, suaranya semakin lama semakin dekat.
Aku menoleh ke belakang, ternyata itu Aris. Kedatangannya membuatku heran, kenapa malah ia yang datang padahal aku yang ingin ketemu.
"Hei Ben," sapa Aris.
Aku tersenyum padanya.
"Habis latihan ya ?" tanya Aris.
"Hehe iya ni ris, baru aja aku mau ke Rumahmu," kataku sambil menggaruk kepala.
"Iya aku udah tau kok hehe, barusan Wahyu cerita, dia bilang jumpain kamu disini aja," kata Aris.
"Oh, jadi taunya dari Wahyu," kataku menganggukkan kepala.
"Iya hehe, Oh iya ada apa ni Ben ?" tanya Aris
"Kita ke pondok kelapa itu yuk, lebih enak ngomongnya sambil minum es kelapa hehe," ajakkuku menunjuk Pondok Kelapa dekat lapangan
"Haha pas juga tu, yuk," turut Aris
Kami duduk di pondok kelapa sambil menikmati Es kelapa, aku menceritakan kronologis masalahku dengan Mira mulai dari Z sampai A lalu memintanya untuk membujuk Mira agar mau berteman lagi denganku.
"Hmm gimana ya Ben, aku pasti bakal bantu kamu, tapi untuk masalah begini kita butuh waktu," kata Aris
"Iya Ris, gapapa kok," kataku
Suasana hening sejenak, kami membisu, mungkin karena ada yang lewat.
"Kamu cinta sama Mira kan ?" duga Aris
Aku melotot melihat Aris.
"Haha Kenapa kamu tanya gitu ?" tanyaku, mencoba untuk tidak canggung.
"Kelihatan dari caramu ceritakan semua ini ke aku, kalau kamu menganggapnya lebih dari teman," kata Aris
"Iya kamu benar, tapi aku tidak tahu bagaimana denganya,"
"Mau tahu ?" tanya Aris
"Gimana ?" aku tanya balik
"Kamu harus kalahkan Mira dalam lomba nanti," Aris memberi solusi.
Sejenak aku memikirkan dan mempertimbangkan solusi Aris, lalu aku menganggukkan kepala pertanda setuju dengan solusinya.
****
Hari yang dinanti-nantikan pun tiba, hari perlombaan balap sepeda antara Aku, Mira dan peserta lainnya.
Awalnya aku merasa takut karena kerusakan sepeda Mira akan membuatnya tidak jadi ikut lomba, tapi ternyata ia membawa sepeda baru, berarti ada sisi positif dari kerusakan sepeda itu, dia jadi punya sepeda baru.
"Ciee sepeda baru," seruku pada Mira yang baru keluar dari parkiran.
Mira terus berjalan tanpa melihatku, tidak apa-apa, sudah biasa.
"Test... test... satu dua..." ketua OSIS sedang tes suara microphone
"Selamat pagi Bapak Kepala Sekolah, Bapak Ibu guru dan Kakak adik sekalian... kita akan memulai perlombaan menyambut HUT RI pada pagi hari ini yang akan dimulai dengan lomba balap sepeda, diminta semua peserta lomba untuk bersiap-siap memasuki lapangan." ucap ketua OSIS.
Aku memakai helm sepeda berwarna biru yang sudah aku persiapkan lalu membawa sepedaku menuju lapangan Sekolah.
Ketika Aku sampai Lapangan Sekolah, Mira sudah duluan ada disana, posisiku tepat disampingnya, ia mengetahui aku ada di sebelahnya tetapi ia tidak mau melihatku.
"Yuhuu Mira semangat.... !" terdengar teriakkan Ayu memberi semangat
"Hayo Benjolku... Lu pasti bisa... !" lanjut Wahyu tak mau kalah
Aku melihat Wahyu lalu tersenyum mengacungkan jempol padanya, ia pun balas mengacungkan jempol.
Suara para penonton menyoraki masing-masing peserta andalannya terdengar sangan keras, menunggu perlombaan dimulai aku memandangi Mira yang memakai helm berwarna pink, wajahnya gugup sangat kaya mau ikutan perang dunia.
Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, tersenyum padanya lalu membisikkan "Semoga sukses..."
Ia melirikku tanpa ekspresi, datar amat.
"Ok semua peserta bersiap-siap," ucap panitia lomba memberi aba-aba sambil memegang bendera
Kami pun bersiap mengambil ancang-ancang.
"Satu... Dua... Tiga...." hitung panitia lomba
"MULAI!" seru panitia lomba mengangkat bendera ke atas.
.
.
.Waah seru bener ya guys... bikin deg-deg'an aja hahah 😂
Menurut kalian siapa ni yang bakal menang balap Sepeda ???
Ben... Mira... atau orang lain ? 😁
Yuk pantengim terus cerita DISTANCE
Jangan lupa tambahkan ke library atau reading list kalian ya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE [TAMAT]
Teen FictionBLURB : Kabar pernikahannya menjadi sebuah kejutan. Membuatku merasa hilang harapan dan teringat akan suatu kenangan. Ketika jarak tercipta karena suatu keadaan yang tak diharapkan, hingga memisahkan aku dengannya. Masa sekolah yang penuh kenangan I...