Chapter 2

16.5K 1.1K 14
                                    

Ia terbangun saat sebuah lengan mengeratkan pelukannya di tubuh kecilnya itu.

"Mama kapan pulang?" Ucapnya masih setengah mengantuk.

Ia tau itu ibunya. Karena tidak ada siapapun lagi yang pelukannya sehangat dan selembut milik ibunya.

Wanginya juga sangat familiar walaupun dirinya akui kalau dirinya dan juga ibunya jarang bertemu.

Namun tetap saja ia tentu mengenali ibunya yang kini tengah memeluknya hangat.

"Eum?.. tadi malam, pas kamu udah tidur." Jawab sang ibu

"Maafin Mama sama Papa ya.." Ucapnya lagi sambil mencium pucuk kepala putera tunggal nya itu.

Anak itu hanya terdiam.
Dia kesal. Sangat kesal. Tapi dia tidak pernah bisa marah kepada kedua orang tuanya. Bagaimanapun dunianya bukan untuk dirinya saja.

"Eum.. terus kenapa mama telat?"  Tanyanya.

"Tadi malam mama ketemu adik kecil yang sakit. Mama kasian, jadi mama sama papa bantuin." Jawab sang ibu jujur

"Terus dia dimana?"

Sang ibu tampak terdiam sebentar

"Di rumah sakit,"

"Tapi Mama.. ada rencana bawa dia ke rumah kita.."

Sang anak tampak kaget,

"Hah? Maksud mama dia bakal tinggal sama kita? Emang dia gak punya orang tua? Tck." Kesalnya.

Sang ibu tersenyum dan mengusap pipi anak semata wayangnya itu "Hey.. anak mama jangan jadi pemarah ya? Anak mama itu anak baik. Jadi jangan kaya gitu."

"Tapi kan.."

"Udah ya,mama mau siapin sarapan buat kamu dulu, kan hari ini hari rabu." Lanjut sang ibu sambil mencium kening sang anak yang masih tampak kecewa dengan keputusan ibunya.

....

Nindi Aurianti. Seorang Ibu rumah tangga yang memiliki seorang putera yang bernama Kevi Xavier Mahesa atau yang kerap dipanggil Kevi.

Ia menikah dengan sang suami Andi Afrian Mahesa pada tahun 1997 dan baru dikaruniai anak pada tahun 2002 lalu.

Mereka hanya bisa memiliki satu orang anak karena kandungan sang istri begitu lemah.

Karena waktu melahirkan putra pertama mereka juga hampir merenggut nyawa sang istri. Hingga mereka sepakat agar mempunyai seorang putera saja. Meskipun tak dipungkiri bahwa ia masih ingin memiliki beberapa anak lagi agar bisa mengisi kekosongan rumah besar mereka.

Terlepas dari semua itu,mereka tetap bisa bersyukur atas segala yang mereka punya hingga saat ini.

Dan Kevi, dia anak yang baik meskipun sedikit egois. Ya.. sampai sebelum hadirnya Saga di kehidupan keluarganya.

Sifat egoisnya ini masih dapat di sebut wajar. Wajar karena ia hanyalah anak satu-satunya yang sedikit kurang perhatian karena alasan pekerjaan kedua orangtuanya.

Hari itu Nindi membawa pulang anak yang tak sengaja ia temui bersama sang suami ditengah jalan dengan tubuh dipenuhi banyak memar dan juga kaki yang lecet.

Namun setelah dibawa menuju rumah sakit dan anak itu terbangun, anak itu hanya kebingungan.

Anak itu hanya mengatakan bahwa ia takut dengan ibu kandungnya.

Nindi terus bertanya pelan-pelan bagaimana anak itu bisa takut dengan ibunya dan anak itu menceritakan semuanya sambil menangis.

Ia dan sang suami begitu terkejut mendengar perlakuan ibu dari anak tersebut.

"A-aku cuma mau pergi ke rumah Tuhan aja biar gak di pukul Mama lagi.. mama bilang aku lebih baik mati aja..karena aku udah rusak hidup mama..a-aku anak haram." Ucapnya ditengah tangisnya yang kencang.

Dengan cepat Nindi memeluk anak tersebut.

"Engga sayang..gak ada yang namanya anak haram. Semua anak itu suci. Kamu jangan ngomong kaya gitu."

Beberapa saat kemudian Nindi berinisiatif untuk membawa anak itu pulang meskipun anak itu bukanlah siapa-siapa baginya.

Ia tau bahwa anak ini mungkin saja masih memiliki orang tua yang menunggunya pulang, namun dari yang ia lihat, bagaimana ketakutan yang anak itu punya itu nyata. bahwa memar-memar membiru di tubuh anak itu seolah-olah menjelaskan bahwa anak itu tersiksa di setiap harinya.

Jika itu benar, bahwa ada seorang ibu yang tega memukuli anaknya seperti itu maka dengan senang hati ia akan membawa anak itu pulang ke rumahnya.

Meskipun awalnya ia  sempat mendapat tolakan dari sang suami,namun setelah ia menjelaskan dengan pelan mala suaminya  akhirnya memberikan izinnya.

Jika benar sang ibu kandung telah menyakitinya. Maka ia akan dengan senang hati menerima anak itu sebagai hadiah dari Tuhan dan merawat anak itu seperti anak kandungnya sendiri.

"Jadi.. Nama kamu siapa?" Tanya Andi sang suami dengan lembut.

"Saga.." Lirihnya

"Oohh, nah sekarang nama kamu jadi Saga Auriga Mahesa nama panggilannya Sagara. Gimana bagus ga?"

Anak itu mengangguk pelan

"Mulai sekarang kamu anak kami. Jadi jangan takut lagi ya"

"M-makasih om.." Ucapnya sambil menahan tangis.

"No, bukan Om. Tapi Papa dan ini Mama"






To be continue

A/n: w serius mau ketawa tiap baca cerita yang w bikin ini😭😭😭

Sagara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang