"Mau makan nasi goreng gak?" Tanya Kevi pada Sagara yang tengah membaca buku miliknya.
"Gak. Mau mie ayam aja, titip ya?"
"Gua gak kasih pilihan titip menitip. Ikut, atau gak usah makan." Putus Kevi sambil bergerak seolah akan beranjak pergi.
"Yaah.. Kevi.."
"Gak usah so imut deh lo."
"Hah?"
"Najis."
"Apasi Kev?!"
"Kagak."
"Gajelas."
"Lo juga."
"Jadi keluar gak?"
"Gak jadi. Gak mood."
"Ih, baperan. Kaya anak perawan."
"Ngomong sama tembok sana!"
Kemudian keduanya terdiam saling membelakangi, namun Sagara tidak terbiasa dengan situasi menggelikan seperti ini.
Tak lama tawa kencang milik Sagara terdengar ke seluruh penjuru ruangan tempat dimana mereka duduk.
Tanpa disangka Kevi juga sama, walaupun tak sekencang Sagara. Tawanya sudah cukup menggambarkan rasa yang sama.
Sama-sama merasa geli dengan situasi seperti anak kecil ini......
"Kok ikutin gua sih, kan tukang nasi goreng ada di sana." Tunjuk Sagara ke sebrang jalan, dimana penjual nasi goreng kesukaan Kevi berada.
"Gak jadi. Tiba-tiba mau mie ayam."
"Idihhh, bilang aja gak mau makan sendirian."
"Gak usah bacot deh lo."
Tawa Sagara kembali menggelegar diantara keduanya, tawanya begitu lebar sampai menimbulkan garis tawa juga di mata miliknya.
Kevi merangkul bahu adik angkatnya tersebut menuju tempat penjual mie ayam yang diinginkan adiknya tersebut.
"Gak usah banyak makan sambel Kev, buset. Kalo mau deket sama Tuhan bukan gitu caranya."
"Biarin. Lagian apaan, mie ayam gak pedes. Gak menarik."
"Ya setidaknya jangan banyak-banyak. Elah, rugi juga si bapaknya. Sambel semangkuk abis di makan lo semua."
"Mana ada! Tuh di mangkuk nya masih banyak. Gak usah lebay. Bapaknya juga fine-fine aja tuh."
"Bodo ah." Sagara tidak lagi menanggapi ucapan Kevi. Dan lebih memilih untuk menikmati mie ayamnya sore itu.
"Abis ini langsung pulang gak?" Tanya Sagara dengan mulut yang masih penuh dengan mie ayam.
Entah bagaimana, tapi melihat Kevi yang sudah lebih dulu menghabiskan mie ayam miliknya, Sagara jadi merasa di buru-buru untuk cepat menghabiskannya juga.
"Lo kalo mau mangkal dulu gak apa-apa."
Sagara tersedak sampai air matanya keluar. Kevi tertawa, tapi juga merasa kasihan melihat wajah Sagara yang memerah akibat tersedak mie ayam yang dimakannya.
Kevi mengacak rambut Sagara sambil masih tertawa kecil.
"Santai makanya, lo makan kaya lagi dikejar setan. Buru-buru banget. Tau rasa kan akibatnya."
Sagara menatap tajam Kevi di depannya. Namun entah kenapa itu begitu lucu dimata Kevi. Sampai membuat ia semakin mengencangkan tawanya.
.....
Sagara pulang duluan dari sekolah tanpa sepengetahuan Kevi. Entah apa yang membuat Sagara pulang duluan, padahal biasanya anak itu akan menunggu ketika Kevi bilang akan pulang bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara
Teen Fiction"I hate my self, but i don't want to be someone else." He said. ⚠️ BUKAN CERITA BOYS LOVE/BL.⚠️ BROTHERSHIP SAMA BL ITU BEDA YA GUYS😭 ⚠️ Jangan plagiat sekalipun cerita ini gak sebagus itu untuk di apresiasi. Mohon pengertiannya, kita bisa sama sa...