Rasanya kepalanya mau pecah saat itu juga.
Saat dirinya tidak mendapati Sagara di tempatnya, yang mana disana hanya ada beberapa tetes darah dari ranjang menuju pintu keluar.
Otaknya merespon dengan cepat namun langkahnya yang tergesa-gesa membuatnya gugup sampai tersandung kakinya sendiri.
"Sagara!" Teriaknya mencari-cari seperti orang gila di sana.
Kevi mengusak rambutnya kesal saat ia tidak melihat keberadaan Sagara.
Kemudian ia berlari keluar, berlari kesana-kemari sambil menunjukkan sebuah foto Sagara kepada orang-orang yang sedang berjalan disekitar itu.
Matanya menyipit saat melihat ujung taman dibelakang rumah sakit.
Ia berlari kesana tanpa ragu dan mengatur napasnya saat dirasa sesak menghimpit dadanya.
"Sagara! Hah.. lu.. gapapa kan?" Ucapnya panik menggenggam Sagara yang menutup matanya dan juga darah yang keluar dari hidungnya di pangkuan seorang wanita paruh baya asing disana.
"Jangan becanda! Lu kok gini sih?" Ucapnya semakin panik mengguncang tubuh Sagara.
"Untung ada kamu, ayo bantu dia bawa ke dalem.." Ucap wanita itu yang juga tak kalah paniknya.
Kevi melirik sebuah tongkat dipinggir wanita itu. Pantas saja wanita itu tidak bisa membantu Sagara. Pikirnya.
Sedangkan yang lainnya hanya melihat saja.
Dengan cepat ia menaikan Sagara ke punggungnya dan membawanya secepat mungkin kedalam sana.
.....
"Jadi itu adik kamu ya?" Ucap wanita itu.
"Iya. Dia adik saya tante."
"Ohh, ngomong-ngomong tadi saya gak sengaja liat dia nangis sambil mukulin kepalanya sendiri, jujur liatnya sedih banget.." Ucap wanita itu yang kini membuat Kevi mengalihkan perhatiannya.
"Ditambah lagi, dia ngumpatin diri sendiri pake kata-kata kasar."
"Dan.. dia itu ngingetin saya sama seseorang.. makanya saya sampai berani peluk dia."
"Maaf ya? Saya gak tau bakal kaya gini.."
Kevi mengerti, kemudian ia menatap wanita itu dengan yakin.
"Gak apa-apa Tante, makasih banget malah udah samperin Sagara. Mungkin kalo gak ada tante bakal lebih parah juga." Ucapnya yang kini tersenyum.
"Sama-sama, Tante permisi dulu ya? Kalo ada sesuatu kamu bisa dateng ke ruangan Anggrek nomor 124. Disana kamar rawat Tante sama anak Tante." Ucapnya dengan menepuk pundak Kevi sekilas.
Ia menunggu cukup lama sampai saatnya dimana seorang dokter dan dua perawat keluar setelah menangani Sagara.
"Gimana Dok?" Ucapnya yang kini berdiri dari kursinya.
"Uhmm.. gapapa kok. Lain kali lebih hati-hati aja. Buat dia lebih rileks, biar gak stres sama isi pikirannya."
"Saya udah beberapa kali liat dia mimisan, apa gak apa-apa?" Ucapnya terlihat khawatir.
"Soal itu emang pure karena tekanan batin. Dia selalu berpikir berlebihan sampai membebani dirinya sendiri dengan isi pikirannya."
"Cara mengatasinya cuma satu. Diri sendiri."
"Maksudnya?" Tanya kevi bingung.
"Maksudnya mau sekeras apapun kamu bantu dia biar engga banyak pikiran, tetep aja gak ada yang bisa mengendalikan isi pikiran seseorang selain dirinya sendiri kan?"
Kevi mengangguk.
"Jadi kita gak bisa memaksa seseorang untuk membuatnya berpikir jernih, selain membantunya keluar dari sana."
"Kita bantu sebisa kita, berdoa aja. Dia pasti sembuh dengan sendirinya walaupun membutuhkan waktu yang lama."
"Makanya kamu sebagai Kakaknya harus siap siaga tentang resikonya nanti. Di umurnya yang masih labil tentu hal-hal sekecil apapun akan mempengaruhi dirinya."
"Segitu aja dulu, kamu boleh masuk sekarang." Ucapnya yang kini mengusap pundak Kevi tanda memberikan sebuah kekuatan disana.
Tadi ia merasa mengantuk, namun sekarang rasanya sudah tidak sama sekali.
Yang ia lakukan hanyalah menatap damainya pejam yang Sagara punya dengan segala ketenangannya.
Ia tak ingin mengulang kesalahan yang sama seperti tadi. Ia harus berada disisi anak itu kapanpun dan di manapun.
"Pantes dulu Mama sayang banget sama Lo. Gua kira sayang Mama terlalu berlebihan, ternyata sekarang gua ngerti."
"Mama berusaha ngasih sayangnya sebanyak mungkin, karena dia tau Lo sebutuh itu."
To be continued
Double update yeay! Hahaha kapan lagi bisa double update 😭🤣
Btw mamaknya Sagara engga idup lagi guys☺️☺️ yakali bangkit dari kubur.
Ganti genre😔💔
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara
Teen Fiction"I hate my self, but i don't want to be someone else." He said. ⚠️ BUKAN CERITA BOYS LOVE/BL.⚠️ BROTHERSHIP SAMA BL ITU BEDA YA GUYS😭 ⚠️ Jangan plagiat sekalipun cerita ini gak sebagus itu untuk di apresiasi. Mohon pengertiannya, kita bisa sama sa...