Chapter 43 [END]

10.3K 700 215
                                    

"Ga! Saga ayo oper bolanya ke gua!!" Teriak Kevi dengan semangat.

Dilihatnya disana mereka tengah menikmati senja di pinggir pantai yang tentunya sangat menyenangkan.

Disana, ada Papa, dirinya dan juga Kevi yang tengah bermain sepak bola. Lucu. Seumur hidupnya ia rasa ini akan menjadi momen terindah yang takkan pernah ia lupakan semasa hidupnya.

Dimana kita semua bercanda dan tertawa tanpa beban mencurahkan segala kebahagiaan yang Tuhan telah berikan.

Sang ibu yang duduk memerhatikan, tersenyum manis terlihat bahagia dengan keluarga kecilnya. Tak pernah menyangka bahwa ia bisa sampai pada momen dimana mereka semua berkumpul bahagia seperti ini.

Setelah lelah bermain tentunya mereka menghampiri sang ibu yang telah siap dengan air minum yang hendak ia berikan.

"Duhhh encok ni Papa kelamaan main."

Ucapan sang ayah barusan tentu membuat semuanya tertawa seolah mengejek sang ayah yang mulai menerima penyakit di masa tua.

"Papa agresif banget lagian mainnya, gak mau ngalah banget sama kita. Yakan Ga?"

Sagara tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

....

Kini mereka berdua sedang  terduduk di atas batu karang sambil menikmati senja yang begitu indah.

Cukup lama berdiam diri Sagara membuka bungkusan permen lollipop yang ia bawa di sakunya. Jujur Sagara tidak terbiasa dengan Kevi yang tiba-tiba menerima kehadirannya disana.

Intinya, siapa tau memakan permen bisa membuatnya lebih santai. Sayang sekali, permen terlepas dari genggamannya dan terjatuh begitu saja ke atas pasir akibat terlalu keras membuka bungkusannya.

Tanpa sadar ia menghela napasnya disertai dengan tatapan kecewanya.

Kevi sedikit tersenyum saat sedari tadi memerhatikan anak itu.

"Bocah." Ucapnya pelan.

"Hah?"

Kevi memilih tidak menjawabnya, kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

Itu adalah sebuah permen yang sama persis seperti milik Sagara yang barusan terjatuh.

Kevi membuka bungkusannya dan kemudian menyodorkannya kepada Sagara.

"Nih."

Dengan ragu Sagara mengambil permen tersebut, "Thanks.."

"Hmm.."

"Kev?"

"Apa?" Jawab Kevi tanpa mengalihkan pandangannya dari matahari yang kini mulai tenggelam.

"Makasih."

"Iye, permen doang."

"Bukan itu.."

Kevi mengalihkan pandangannya,"Terus?"

"Makasih buat bantu wujudin hari ini ya? Gua seneng.."

Kevi terdiam sesaat.

"Gua juga seneng btw. Gua kira enggak bakal kaya gini, gua pernah ngerasa udah mati pas kalian semua ninggalin gua sendirian waktu itu."

"Gua.. gak tau lagi harus gimana nge-ekspresiin kebahagiaan yang gua dapet hari ini." Lanjut Kevi dengan mata yang memancarkan kebahagiaan.

"Mau gimanapun, thanks juga. Gua seneng sih bisa punya adek kaya lo. Sorry buat semua yang pernah gua lakuin gara-gara sifat childish gua."

"Gua harap kita bisa sama-sama selamanya."

"Kev.."

"Hm?"

Sagara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang