"Kamu yakin mau sekolah?" Ucap sang ibu terlihat tidak yakin saat Dion sudah menggendong tasnya.
Dion menghembuskan nafas lelah, sudah berkali-kali sang ibu menanyakan hal yang sama sedari tadi.
"Kalo nanti kenapa-kenapa Mama orang pertama yang bakal aku kasih tau." Ucapnya berusaha membuat sang ibu tenang dan berhenti berpikir jelek..
Sesampainya di sekolah ia langsung di sambut oleh Jean dan juga Alvi yang sebelumnya sudah ia beritahukan bahwa ia masuk sekolah hari ini.
Ia melihat sekitar, sudah dipastikan Sagara tidak akan mau lagi bertatap muka dengannya. Dion yakin akan hal itu.
"Sagara lagi sibuk nyusul pelajaran yang juga ketinggalan waktu dia gak sekolah waktu itu. jadi gak bisa ikut kesini dia."
Ucap Jean Seakan mengerti dengan sikap Dion yang terlihat mempertanyakan kehadiran Sagara."Ohh, iya. Gua juga mau gak mau kudu cepetan nyusul ya." Ujarnya menanggapi Jean.
"Iyalah, bentar lagi UAS wakk." Ucap Alvi heboh.
"Sumpah ya gua males banget nih Astaghfirullah." Lanjutnya lagi menceritakan keluh kesahnya sepanjang perjalanan menuju kelas.
.....
"Ini tugas perasaan banyak banget ya, terus maksudnya gimana si ini?" Ucap Sagara frustasi sambil mengacak rambutnya.
Jean menghampiri Sagara dengan cepat, "Yang mana?" Tanyanya, kemudian Sagara menunjukkannya kepada Jean.
"Oohh ini, Jadi ini tuh tugas Kelompok sebenernya. Cuman kan lo jarang masuk sekolah nih, jadi itu tugas diubah jadi individu." Jean menjelaskan.
"Astaghfirullah banyak banget, pusing."
"Sabar Ga, nanti gua bantu deh lah ya. Semangat, lu sebagai LAKIK kudu kuat nanggung tugas kelompok ini sendirian." Ucapnya dengan menepuk pundak temannya yang kini menidurkan kepalanya diatas meja dengan menjadikan kedua tangannya sebagai bantal.
"Dah dah, gausah pusing pusing. Kan gak lucu kalo tiba-tiba lu tinggal di RSJ." Lanjutnya.
"Anjipp, gak gitu konsepnya Juprii.." Bantahnya dengan suara pelan dengan mata yang kini memejam.
"Lahh tidur lu? Gak jadi kantin?" Tanya Jean.
"Emhh enggaa..males, ngantuk.."
"Yaudihh gua kantin bentar ya, nanti kesini lagi bawain makanan."
Setelahnya Jean pergi menuju kantin menyusul Alvi yang memang sudah sedari tadi pergi kesana.
"Jean!! Sini!" Ucap Alvi yang sedang bersama Dion disana.
"Gua makan di kelas guys, Sagara males kesini soalnya jadi sekalian bawa punya dia gua." Ucapnya.
"Ohh yaudah kita itu ya?" Ujar Dion namun niatnya harus mereka urungkan karena Kevi datang menghampiri mereka.
"Saga kenapa?" Ucapnya menatap Jean.
"Gatau katanya ngantuk sama males juga."
"Sini, biar gua aja. Lu makan aja disini sama yang lain. Susah juga lu bawa-bawa mangkok siomay, yang ada tumpah tuh." Ucapnya lagi sambil meminta makanan yang Jean bawa untuk Sagara.
"Ngokeyy, thanks Kev!" Jean berujar saat memberikan sebungkus roti rasa coklat dan sekotak susu fullcream kesukaan Sagara kepada Kevi.
"Iya."
Sesampainya disana, perkataan Jean memang benar adanya. Bahwa Sagara kini tengah tertidur pulas di bangku miliknya.
Tanpa sadar tangan Kevi terangkat untuk menyentuh kening Sagara untuk sekedar memastikan anak itu baik-baik saja atau tidak.
Ternyata ia baik-baik saja. Dan tentu saja itu membuat perasaan Kevi lega.
"Makan dulu gak usah so so an skip makan." Ucapnya sambil meletakkan makannya di meja.
Tak butuh waktu lama, sedetik kemudian saat Kevi berbicara ia sudah lebih dulu membuka matanya.
"Heuh? Lo Kev.. gua kira siapa." Ucapnya dengan mata yang menyipit.
"Makan cepetan, bentar lagi masuk." Ucapnya yang kini mendorong roti dan susunya ke depan Sagara.
"Makasih." Ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.
Padahal ia baru tertidur beberapa menit yang lalu, mungkin Sagara memang selelah itu.
"Btw, ntar sore gua gak bisa pulang bareng sama lo." Ucap Kevi sambil memperhatikan ponselnya.
"Kenapa emang? Mau kemana?" Tanyanya dengan mulut penuh roti disana.
"Kumpul sama temen, udah lama gak kumpul."
"Oohh Oke, jangan pulang malem-malem aja."
"Gua pulang besok siang biar gak malem." Ucapnya.
"Hah?"
"Lemot banget lu, pokonya ntar malem gua pulang."
"Katanya siang, maksudnya gimana?"
"Udah anjir, abisin aja sana. Dasar bego!" Kesalnya kemudian pergi meninggalkan Sagara sendirian di ruang kelasnya.
"Apasih Kevi gajelas." Ujarnya dan kemudian ia meminum susu fullcream miliknya sampai habis.
To be continued
A/n: Terimakasih banyak untuk semuanyaaaa💗
See u💗🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara
Teen Fiction"I hate my self, but i don't want to be someone else." He said. ⚠️ BUKAN CERITA BOYS LOVE/BL.⚠️ BROTHERSHIP SAMA BL ITU BEDA YA GUYS😭 ⚠️ Jangan plagiat sekalipun cerita ini gak sebagus itu untuk di apresiasi. Mohon pengertiannya, kita bisa sama sa...