"Saya sudah menyiapkan apartemen untuk tempat tinggal kita. Mungkin lusa kamu sudah bisa menempatinya."
Ucapan Andra pagi itu sontak membuat mood makan Dira turun drastis.
"Siapa yang mau pindah? Saya tidak akan meninggalkan rumah ini."
Andra menghela nafas."Cobalah menurut sedikit Dira. coba kamu pikir bagaimana kalau sewaktu-waktu teman kamu tiba-tiba datang kerumahmu ?."
"Ya makanya om jangan kerumah saya. Pokoknya saya tidak mau pindah titik!."
"saya tidak menerima bantahan. Kamu tetap akan pindah." Ucap Andra tak mau kalah.
"Cukup!. Kenapa sih om selalu memaksa. Tidak cukup memaksa saya menikah dengan om, sekarang om Andra seenaknya menyuruh saya pindah." Air mata tak terbendung lagi. Dira menaruh sendoknya dengan kasar kemudian berlari memasuki kamar.
Andra berdecak. Selalu saja begini. Sedikit- sedikit menangis, sedikit-sedikit marah. Apa tidak bisa sedikit saja gadis itu berbicara tanpa mengedepankan emosinya. Apa yang dia putuskan juga sudah ia pertimbangkan untuk kebaikan gadis itu sendiri.
Oh Tuhan berikan ia kesabaran ekstra untuk menghadapi istri kecilnya yang pembangkang itu.
Usai menandaskan minumannya Andra segera menyusul Dira ke kamar gadis itu.
"Berikan saya alasan kenapa kamu tidak mau pindah ?." Andra menjatuhkan bokongnya di meja belajar Dira.
Dira memalingkan wajah enggan menjawab. Membuat Andra menghirup nafas dalam. Sabar Andra
"Baiklah.Untuk saat ini kamu akan tetap disini tapi nanti, setelah perutmu besar kamu harus pindah."Putus Andra mutlak. Pria itu kemudian berdiri mengangsurkan tisu yang kebetulan ada di atas nakas didekatnya. "Sekarang benahi wajahmu. Sudah siang, Kita harus segera berangkat, saya akan mengantarmu ke sekolah."
Dira mengambil tisu dari tangan Andra dengan kasar. Andai waktunya masih memungkinkan. Ia lebih memilih naik busway dari pada harus di antar pria itu.
***
Tiga hari berada dirumah Dira, pagi ini Andra akhirnya kembali kerumahnya. Dengan langkah gontai ia masuk kedalam rumah yang terlihat sangat sepi.
"Ah Andra pas sekali kamu pulang."
Andra menghentikan langkah mencari sumber suara dan menemukan Rena baru keluar dari sarang ah maksudnya dari ruang kerjanya. "Kenapa ?."
Dengan wajah berseri Rena mendekati Andra. "Jas koleksi terbaruku sudah jadi. Aku bingung mencari model pria untuk mencobanya. Dan kebetulan kamu pulang, jadi kamu saja ya yang jadi modelnya, please." Rena merengek manja sambil menarik Andra masuk ke dalam ruang kerjanya tanpa persetujuan pria itu.
"Rena aku harus ke kantor."
"Hanya sebentar. Ayo pakai ini Ndra. Aku akan mengambil gambar." Tuturnya menyerahkan jas berwarna silver.
Andra memakainya tanpa minat. Inilah salah satu alasan yang membuatnya malas jika Rena ada di rumah. Andea selalu dijadikan kelinci percobaan wanita itu.
"Oh iya Ndra kamu tahu tidak kalau Risa hamil lagi?. Gilakan padahal anaknya yang pertama aja masih umur dua tahun. Kok bisa-bisanya udah hamil lagi."
"Bagus adikmu hamil lagi, Sekarang giliranmu mau kapan? Vani sudah remaja."
"Andra sudah—"
"Ya ya, aku tau. Tidak perlu dijawab lagi, aku sudah hapal apa jawabanmu. Dan tenang saja setelah ini aku tidak akan memintanya lagi." Karena aku sudah mendapatnya dari perempuan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love
ChickLitAGEGAP "Tidak ada deskripsi cerita. Penasaran ? Cuss langsung Baca aja ." #agegap #roman #affair #accident