15 🍁

9.2K 495 22
                                    


Guys jangan lupa bintangnya yaa.
Kalau kalian rajin kasih bintang aku juga akan rajin kasih updatean... 🌧️🌧️

Selamat membaca.








"Ra kamu pernah ke Bali ?."

Lamunan Dira buyar saat tiba-tiba Andra bertanya. Ia menoleh kebelakang menatap Andra yang sedang mengupas jeruk di meja makan.

"Belum pernah."

"Kalau gitu jum'at besok ke Bali yuk."

"Hah?, Enggak ah." Gila saja, kenapa tiba-tiba om Andra mengajaknya ke Bali.

"Kenapa?." Tanya Andra bingung.

"Tidak kenapa-kenapa hanya tidak mau saja."

Andra beranjak mendekati Dira. Memandang gadis itu selidik. "Bohong. Pasti ada alasannya? Kamu takut ada orang yang akan melihat kita?."

Suara Andra sedikit menuntut, sebab ia sudah merencanakan hal ini dari jauh-jauh hari. Jangan sampai rencananya gagal karena Dira tidak mau ikut.

"Tidak."

"Lalu apa?! Ayolah Dira memangnya kamu tidak kasian dengan saya. Saya sudah booking tiket pesawat dan resort untuk kita, tapi kamu malah tidak mau pergi." Andra mulai melancarkan aksinya membuat Dira luluh. Tinggal bersama membuat Andra semakin mengenal Dira. Andra kini tahu salah satu kelemahan Dira adalah rasa tidak tegaan dan gampang tersentuh oleh sesuatu. Dan Andra berniat memanfaatkan sedikit kelemahan gadis itu agar mau pergi bersamanya.

"Om sudah booking tiket pesawat dan resort?."

Andra menangguk polos.

"Astaga! Itu salah om Andra sendiri. Kenapa nekat memesan tiket duluan sebelum tanya orangnya mau tidak diajak pergi. Kalau begitu om bisa pergi dengan tante Rena atau Vani, aku tidak ingin."

"Kalau saya pergi bersama mereka Memangnya kamu mau Vani dan Rena melihat namamu di tiket pesawat?. Belum lagi ketika tiba di resort pasti ada welcome gift yang terdapat nama kita berdua."

Dira kesal dengan sikap Andra tetapi juga menjadi gelisah usai mendengar ucapan Andra. "Ya sudah lebih baik batalkan saja atau om pergi sendiri."

Oh shit. Dira, C'mon. Kenapa sulit sekali membujuk gadis itu, padahal Andra hanya ingin menyenangkan Dira.

"Batalkan?" Ulang Andra. "Kalau saya batalkan uang enam puluh juta saya akan hilang sia-sia. Tapi ya sudahlah, mau bagaimana lagi. Kamu tidak mau ikut."

"E-nam puluh juta?!."

Andra mengangguk. "Harga permalamnya dua puluh juta. Saya booking untuk tiga malam, jadi totalnya enam puluh juta."

Rahang Dira hampir jatuh karena terkejut. Bagaimana bisa Andra menghamburkan uang sebanyak itu dengan mudahnya hanya untuk menyewa resort. Bukankah itu sangat berlebihan. Jika saja Andra adalah Bagas maka Dira tak akan segan untuk mengetok kepalanya saat ini juga. Sayangnya laki-laki yang berdiri didepannya adalah Andra. Dira hampir lupa kalau Andra adalah pengusaha kaya. "Om Andra memang menyebalkan, lalu bagaimana sekarang? sayang sekali kalau uang sebanyak itu harus terbuang percuma. Apa tidak bisa dijual ke orang?."

"Bisa tapi harganya akan jatuh, saya tetap akan rugi. Satu-satunya cara agar uangnya tidak mubadzir ya kita pergi ke Bali."

Dira terdiam seperti tengah berpikir. Sementara itu dalam hati Andra bersorak senang karena sepertinya usahanya akan berhasil.

"Tapi memangnya tidak papa?." Dira bertanya ragu.

"Maksud kamu ?."

"Lagi hamil memangnya boleh naik pesawat ?.

Second Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang