"Tante saya minta maaf. Ini tidak seperti yang tante pikirkan." Meremas kedua tangannya diatas pangkuan. Dira memberanikan diri membuka suara memecah keheningan yang beberapa saat lalu menyelimuti mereka bertiga. "Tante salah paham, saya dan om An—"
"Stop! Sya tidak perlu penjelasan apapun. Andra sudah memberitahu saya semuanya. Terlepas dari sengaja atau tidak sengaja kalian tetap salah jadi jangan mencari pembelaan!."
Dira terkejut. Tidak-tidak, bukan karena nada bicara Rena yang terdengar ketus, melainkan karena kata-kata yang Rena ucapkan. Andra sudah memberitahu Tante Rena? Sejak kapan. Mengapa pria itu tidak memberitahunya kalau tante Rena sudah mengetahui tentang mereka? Apa Andra sengaja melakukannya ?. Bola mata Dira reflek bergerak melirik Andra. Sorot kecewa tak mau repot-repot Dira sembunyikan ketika tatapannya bertemu dengan mata elang milik Andra. Dira tersenyum miris dalam hati. Bukankah sekarang dia terlihat seperti orang tolol ?. Pantas saja Rena menuduhnya ingin mencari pembelaan. Padahal secuilpun tidak ada niat seperti itu.
Seakan mengerti arti tatapan Dira, wajah Andra berubah manampilkan raut bersalah namun itu terlambat karena sedetik kemudian Dira langsung memutus kontak mata diantara mereka. Gadis itu lebih memilih menundukkan kepalanya.
"Saya tidak terlalu mengenal kamu tetapi saya sering sekali mendengar Vani memujimu. Tentang Dira yang baik hati dan bla bla bla. Kemarin mungkin saya percaya. Namun sekarang, saya sangsi dengan ucapan anak saya sendiri. Mana ada gadis baik-baik apalagi masih pelajar pergi ke club malam dan mabuk-mabukan lalu sekarang hamil dengan pria bersuami."
Kalimat tajam itu berhasil menyentil Dira. Matanya mulai berkaca-kaca. Benar, tidak ada gadis baik yang hamil dengan suami orang. Dia memang jahat dan kotor.
"......Sebelumnya saya mau tanya dulu, apakah kamu yakin janin yang ada didalam perutmu itu milik Andra ?."
Dira mengangkat kepalanya cepat. Apa maksud wanita itu ?.
"Apa maksudmu bertanya seperti itu Ren ? tentu saja itu anakku." Sanggahan Andra terdengar lebih dulu sebelum Dira sempat menjawab pertanyaan ambigu dari Rena.
Rena mengedikkan bahu tak acuh. "Aku hanya memastikan. Dia sering pergi ke club malam bisa saja janin yang ia kandung milik lelaki lain yang juga pernah tidur dengannya."
"Ren Dira bukan gadis seperti itu. Janin itu anakku, kupastikan itu." Ucap Andra membela Dira.
Dira hanya diam dan kembali menundukkan kepala menyembunyikan cairan bening yang sudah berjatuhan. Tidak dipungkiri hatinya sakit mendapat tuduhan seperti itu, Akan tetapi Dira tidak berniat menyanggah tuduhan Rena. Apa yang Rena katakan padanya saat ini adalah bentuk luapan emosi Seorang istri yang tersakiti karena itu Dira akan berusaha memaklumi dan menerimanya. Dia tidak akan melawan atau membela diri karena dia memang bersalah.
"Kenapa kamu begitu yakin ?."
"Karena aku laki-laki pertamanya. hanya aku yang pernah menyentuhnya jadi tidak seharusnya kamu meragukan Dira."
Rena terdiam dengan kedua tangan mengepal dibawah meja. Rasanya ingin sekali membanting apapun yang ada disekitarnya tapi tidak, dia harus menahannya. Rena tidak ingin mengotori tangannya dengan menyentuh barang-barang disini.
"Baik-baiklah, Aku percaya. Ngomong -ngomong Dira apa orang tuamu tahu kamu hamil ? Ah tentu saja mereka pasti mengetahuinyakan, tidak mungkin mereka tidak tahu dengan perutmu yang sudah sebesar itu. Saya penasaran bagaimana reaksi kedua orang tuamu. Apa mereka memarahimu ? atau... justru mereka bahagia karena mendapat menantu kaya. Dengar-dengar kamu bukan berasal dari kalangan seperti kita."
Andra menipiskan bibir. Rena sedang merendahkan Dira dengan kalimat-kalimatnya dan Andra tidak menyukai ini. Ia harus segera menghentikan Rena sebelum wanita itu menyakiti Dira lebih jauh. "Rena cukup! Aku memberimu kesempatan bicara tapi bicaramu malah semakin ngawur. Jika ingin marah, marah saja padaku karena aku yang bersalah. Dira hanya korban."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love
ChickLitAGEGAP "Tidak ada deskripsi cerita. Penasaran ? Cuss langsung Baca aja ." #agegap #roman #affair #accident