27 🔥

8.6K 495 46
                                    







   "Kapan aku bisa bertemu dengan gadis itu Ndra ?."

   "Aku pasti akan mempertemukan mu dengan Dira kalau sudah ada waktu Ren, sekarang aku harus kekantor dulu." Laki-laki itu meraih jam tangan serta kunci mobilnya lalu keluar begitu saja.

   Rena melirik jam di dinding, bibirnya mengukir senyum sinis. Kalau ada waktu katanya ? Cih yang benar saja. Andra selalu punya waktu sebenarnya, pria itu saja yang sok sibuk agar bisa menunda-nunda. Andra pikir dia masih bisa mengelabuhinya ?. Oh jangan harap. Sekarang kesabaran nya sudah habis. Tak perlu menunggu Andra, ia akan mencari tahu sendiri dimana Andra menyembunyikan gadis itu.

    Rena tergesa keluar dari kamar. Ia akan membuntuti Andra. pria itu pasti akan singgah ke tempat simpanannya sebelum pergi kekantor. Rena yakin itu. Karena ini masih terlalu awal untuk Andra pergi bekerja. Ia sangat hapal jam berapa biasanya suaminya berangkat kerja. Dan bodohnya ia karena baru menyadarinya.

    "Auw....mama!."

    Karna berjalan terburu-buru Rena tanpa sengaja menabrak Vani di depan tangga. Rena terlihat kaget namun segera membantu putrinya berdiri. "Maaf Van, mama gak sengaja."

   "Mama hati-hati dong seragam aku jadi kena lantai."

    Belum sempat menjawab anaknya, suara deru mobil terdengar. Rena menepuk bahu Vani sekilas sebelum berlari kecil menyusul Andra sebelum dia kehilangan jejak pria itu.

   Vani menatap punggung ibunya bingung. "Mama kenapa sih, aneh banget deh."

***

    Dugaan Rena benar, mobil Andra tidak mengarah ke kantornya tetapi berbelok ke kompleks apartement mewah yang berada tak jauh dari Gedung kantornya.

   Rena masih setia mengikuti Andra hingga ke basement apartemen. Ia sengaja memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari mobil Andra agar tidak menimbulkan kecurigaan. Tak lama kemudian Andra turun dari mobil, Rena ikut turun dan berjalan mengendap-ngedap mengikuti Andra. Sampai di lift basement, Rena bersembunyi dibalik dinding menunggu Andra masuk lift. Ketika pintu lift sudah tertutup dan Andra sudah naik, Rena keluar dari bersembunyian untuk melihat angka yang Andra tekan di lift.

   Senyum sinis kembali terukir dibibir Rena setelah dia berhasil mendapatkannya. Sudah ia katakan tidak akan sulit menemukan gadis itu. Sekarang lihat apa yang bisa dia lakukan.

   Rena menoleh ke kanan kiri mencari keberadaan manusia penghuni apartemen ini untuk membantunya naik keatas. Tanpa bantuan orang disini tentu saja dia tidak akan bisa naik karena tidak mempunyai akses masuk.

   Dan sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak pada Rena. Seorang remaja laki-laki dengan seragam sekolah tiba-tiba keluar dari lift yang satunya lagi. Tak ingin melewatkan kesempatan. Rena buru-buru masuk lift dan menekan angka seperti yang Andra tekan tadi.

    Sementara itu didalam apartemen Andra masih telihat santai. Laki-laki itu sedang duduk menikmati sarapannya bersama sang istri.

   "Mas bekalnya mau sama krupuk gak ?" Dira sudah selesai dengan sarapannya dan sekarang ia akan menyiapkan bekal untuk Andra.

   Laki-laki itu mengangguk menelan oatmealnya."Boleh. Udangnya banyakin yang."

   Dira mengiyakan permintaan Andra. Ada rasa bahagia setiap kali ia menyiapkan bekal untuk suaminya. Beberapa waktu lalu Andra sering mengeluh selalu tidak sempat makan siang akibat pekerjaannya yang menumpuk. Oleh karena itu ia berinisiatif menyiapkan bekal untuk Andra. Diluar dugaan, pria itu malah menyukainya dan akhirnya ketagihan selalu minta dibawakan bekal setiap hari. Dira tentu tidak keberatan karena dia juga tidak punya kegiatan apapun.

Second Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang