Andra dan Rena resmi bercerai sebulan yang lalu. Upaya mediasi yang dilakukan rupanya tidak berhasil menyatukan keduanya. Kini mereka telah menapaki jalan kehidupannya sendiri-sendiri. Rena sudah terbang ke Paris sejak dua hari lalu, sedangkan Andra kembali ke rutinitas biasanya.Tak ada waktu untuk orang dewasa seperti mereka merenungi kesedihan terlalu lama layaknya remaja, hidup harus terus barjalan, ada tanggungjawab yang menantinya untuk diemban. Apalagi ketika suatu masalah terjadi seperti yang dialami Andra.
Buntut perceraiannya dengan Rena, perusahaan Andra kehilangan belasan milyar karena orang tua Rena menarik semua sahamnya. Andra harus bekerja ekstra keras untuk menutup kerugian itu. Namun Andra menganggap tindakan mantan mertuanya suatu hal yang wajar, bentuk dari kekecewaan dan kemarahan mereka terhadapnya karena gagal memenuhi janjinya saat menikahi Rena dulu.
Beberapa bulan lalu Andra bersama dengan Sara secara pribadi mendatangi kediaman mantan mertuanya di Surabaya untuk meminta maaf. Andra ingin menjaga hubungan dengan mereka mengingat ayah Rena berteman baik dengan mendiang ayahnya. Meski pada akhirnya hanya makian dan pukulan yang Andra dapat tapi dia lega karena sudah meminta maaf.
Dan sekarang Andra tengah kepikiran hal lain. Ini tentang Vani. Gadis itu masih marah padanya dan bertambah marah karena Andra menyembunyikan dokumen -dokumennya sehingga Vani tidak bisa ikut Bersama Rena. Sejak ditinggal Rena berangkat ke Perancis Andra meminta Vani tinggal bersamanya. Dia tidak ingin anak gadisnya merasa tersisih dan kekurangan kasih sayang, tapi Vani menolak. Dia memilih tinggal bersama neneknya ketimbang tinggal dengannya. Andra membiarkannya karena setidaknya masih ada ibunya yang memperhatikan Vani.
Tadi siang Saras datang kekantor menemui Andra dan berbicara dengannya, Saras tiba-tiba meminta Andra agar tidak menahan Vani lagi dan membiarkannya ikut Rena jika memang Vani ingin karena dia tidak tega melihat cucunya selalu murung dirumah, mungkin berada diluar negeri bisa menjadi hiburan untuk Vani dan membuatnya melupakan kesedihanya. Mendengar Ibunya, mau tak mau Andra jadi kepikiran hal yang sama. Apa iya seperti itu?, Tapi bagaimana kalau Vani merasa sendiri disana karena Rena terlalu sibuk?.
"Kamu perlu bicara empat mata dengan Vani jika kamu masih ragu." Saran ibunya Andra lakukan, hari ini dia sengaja menjemput Vani yang baru saja mengikuti acara perpisahan di salah satu restoran jepang.
"Kenapa mukanya kesal begitu, kamu gak senang papa jemput?." Ucap Andra saat Vani masuk mobil.
"Bukan begitu, Papa harusnya kabarin dulu dari awal kalau mau jemput biar hari ini aku tidak usah bawa mobil."Andra tersenyum kecut. "Bagaimana papa mau ngabarin kalau chat papa saja kamu abaikan?."
Vani membuang wajahnya menatap jalanan.
Andra menghela napas." Kita makan dulu ya setelah itu temani papa jalan-jalan."
"Pa tapi—"
"Papa mohon jangan menolak. Papa kangen putri papa."
"Papa sendiri yang membuat kita jauh.."
"Maafkan papa nak. jangan menangis. Maaf karena papa gagal menjaga keluarga kita, Maaf karena papa tidak bisa meninggalkan Dira seperti keinginanmu." Entah sejak kapan, mata anak gadisnya itu tau-tau sudah basah. Andra mengurungkan niatnya menjalankan mobil lalu mengusap air mata yang jatuh di pipi anaknya. Hati Andra ikut nyeri melihat anaknya menangis karena dirinya.
"Van jika Papa mengizinkan kamu ikut mamamu apakah kamu akan lebih bahagia disana?."
"Mungkin."
"Kalau memang berada disana menurut kamu lebih baik, maka Papa izinkan."
Vani menatap Andra terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love
ChickLitAGEGAP "Tidak ada deskripsi cerita. Penasaran ? Cuss langsung Baca aja ." #agegap #roman #affair #accident