22🌴

7.8K 479 20
                                    








Waktu bergulir begitu cepat. Tak terasa besok adalah hari terakhir Dira bersekolah. Sebab, esok lusa dia sudah harus mundur dari sekolah yang selama ini membimbingnya. Merasa sedih dan tidak rela itu pasti tapi tidak ada pilihan lain. Perutnya sudah semakin besar jadi tidak mungkin terus menunda.

Sebelum dirinya benar-benar harus berhenti. Dira ingin membuat kenangan indah bersama kedua temannya sebanyak mungkin, karena setelah ini dia tidak tahu apakah ia masih bisa bertemu dengan Vani dan Bagas lagi atau tidak.

Sepulangnya sekolah Dira sengaja mengajak kedua temannya bermain di timezone. Mereka menghabiskan waktu disana dan bermain banyak game seperti street basketball, bowling, hammer dan lain-lain. Ah ya mereka juga bermain bumper cars dan pump it up tapi hanya Vani dan Bagas yang bermain sedangkan Dira hanya menjadi suporter karena tidak berani memainkan kedua permainan tersebut. Terlalu beresiko untuk kandungannya.

Puas bermain di timezone Dira lalu mengajak keduanya makan pecel di warung langganan mereka. Bagas sempat protes dan mengusulkan agar mereka makan di tempat makan yang ada di dalam mall saja, akan tetapi Dira tidak mau. Dira tetap ingin makan di warung pecel Bu Ani karena sudah lama tidak makan disana. Akhirnya mau tidak mau Bagas mengalah. Mereka pergi ke warung bu Ani meskipun hujan mengguyur. Untungnya mereka pergi menggunakan mobil Vani sehingga aman dari kehujanan.

"Uhh kenyang..." Bagas berucap sembari mengusap perut ratanya. "Pecel ayam bu Ani emang gak ada duanya."

Vani mencibir. "Halah tadi aja gak mau di ajak."

"Bukannya gak mau tadikan kita dimall which is banyak tempat makannya. Kenapa gak sekalian aja kita makan disana kan lebih praktis. Lagipula tadi juga hujannya deras ya gue males."

"Alasan, trus kenapa lo akhirnya mau."

"Ya gimana lagi, kesayangan gue penginnya makan disini sih gak mau ditempat lain sih."

"Ih najis."

Dira tersenyum kecil melihat perdebatan keduanya. Dia pasti akan merindukan pemandangan semacam ini nanti. Dira juga sebenarnya tahu, Bagas menyimpan perasaan lebih untuknya sejak lama. Namun dia tidak bisa membalasnya, Bagas berhak mendapatkan perempuan yang lebih baik darinya.

"Udah-udah jangan berantem. Pulang yuk."

"Lo pulang kerumah gue aja ya, dari pada gue muter-muter nganter lo sama Bagas." Ucap Vani kepada Dira

"Besok sekolah Van."

"Berangkat dari rumah gue. Ayolah sekali-sekali, udah lama lo gak tidur dirumah gue."

Dira berpikir sebentar. Lalu mengangguk setuju. Anggap saja sebagai salam perpisahan. Soal izin Andra nanti dia akan memberitahu pria itu lewat chat.

Menjelang magrib mereka berdua sampai dirumah Vani. Dira sedikit terkejut melihat Andra ada di rumah. Dengan setelah rumahannya pria itu tengah duduk sambil menatap layar ipadnya.

"Papa acu pulang.."

"Welcome ho-eh ada Dira."

Dira tersenyum. "Sore om."

"Sore."

"Dira mau bobok sini pa. Nemenin aku."

Andra mengerutkan kening. "Tumben. Pasti kamu yang maksa Dira kan ?."

"Ih papa apaan sih, orang Dira yang mau sendiri kok. Iyakan Dir."

Dira mengangguk saja.

Second Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang