Part 9

17 7 0
                                    

Kring...

Bel istirahat telah bergema di seluruh SMA Cakrawala berdering di seluruh penjuru sekolah. Semua murid langsung berhamburan keluar kelas. Begitu pula dengan Charemon yang langsung keluar kelas dan menghampiri ke dua sahabatnya yang kelasnya berbeda 2 kelas. Charemon berada di kelas 11 IPA 2 sedangkan Agapita dan Belanca berada di kelas 11 IPA 4.

"Selamat pagi ibu. Ibu udah selesai kan ngajarnya? Saya pamit masuk ya bu," ucap Emon pada guru yang baru saja keluar dari kelas Pita dan Bela.

"Astaga Charemon. Kalau ibu sudah ada di sini berarti kelas sudah selesai," ucap guru tersebut sambil menggelengkan kepalanya tak mengerti lagi dengan Emon.

"Biasa bu. Emon kehabisan obat," ucap salah satu teman sekelas Agapita dan Belanca yang baru saja keluar kelas.

"Sekata-kata lu. Permisi ibu guru yang cantik. Saya pamit ya bu," ucap Emon lalu masuk begitu saja meninggalkan guru tersebut . Murid dan guru yang ditinggalkan oleh Emon hanya bisa menggelengkan kepala tak mengerti lagi.

"YUHUUU PITA SAYANG. EMON DATANG NIH," teriak Charemon saat memasuki kelas Agapita dan Belanca. Semua murid yang masih ada di dalam kelas langsung menutup telinganya.

"Lo anak siapa sih? Makan apa lo tiap hari? Berisik amat tu mulut. Gue curiga lo makan TOA tiap hari," ucap salah satu teman sekelas Pita sambil menatap nyalang Emon.

Emon yang mendapat ucapan tersebut tidak terima. "Matamu makan TOA. Gue anak mak sama bapak gue. Gue sama lo sama-sama makan nasi? Cuman Pita suara kita aja berbeda bambang," ucap Emon lalu melangkahkan kakinya menuju ke meja Agapita dan Belanca. Emon duduk di depan Pita dan Bela.

"Lo tiap hari kerjaannya teriak-teriak mulu. Kagak ada kerjaan lain apa hah?" tanya Bela jengah mendengar teriakan Emon setiap hari.

"Dimana ada Emon, pasti suaranya akan mengelegar," jawab Emon bangga.

"Dih, mau ngapain lo kesini Mon?" tanya Pita pada sahabatnya itu.

"AAAAAA, COWOK YANG GUE SUKA ALIAS ANAK SEBELAH PEKA ANJIR," ucap Emon sambil kembali berteriak. Agapita dan Belanca langsung menutup telinganya.

Agapita ingin menceritakan tentang siapa Aldof pada sahabatnya itu. Tapi melihat sahabatnya yang begitu antusias dan bahagia, dia tidak ingin menghancurkan kebahagiaan sahabatnya itu. Toh Alardo tidak pernah bercerita kepada siapapun jika Adolf adalah adik tirinya. Bisa-bisa jika dia bercerita semuanya akan terbongkar. Pita akan mengawasi Emon dan juga Adolf. Dia tidak ingin sahabatnya itu terluka.

"Siapa emang?" tanya Bela antusias.

"Dia itu..." ucapan Emon terhenti saat melihat raut wajah Pita. Dilihat dari raut wajah sahabatnya itu, Emon dapat menyimpulkan jika Pita sedang memikirkan sesuatu.

"Pit, lo kenapa?" tanya Emon pada Pita.

Pita yang dapat pertanyaan seperti itu langsung menggelengkan kepalanya. Sejujurnya dia memikirkan kisah cinta Emon kedepannya. Dia tidak ingin sahabatnya itu sakit hati untuk sekian kalinya.

"Siapa cowok yang lo suka? Apa jangan-jangan cowok yang bareng sama lo tadi?" tanya Agapita sambil menatap Emon curiga. Dia harus berpura-pura meskipun dia sudah tahu semuanya.

"Ih, kok lo tau sih? Lo ngintip dari mana hah?" tanya Emon curiga pada Pita.

"Gue bareng sama Dara tadi. Itu cowok yang lo suka satu sekolah sama dia," ucap Agapita sambil memutar bola matanya malas.

"SERIUS? GIMANA DIA KALAU DI SEKOLAH?" tanya Emon dengan antusias.

"Ya...ya mana gue tau. Gue kam ngak tau siapa namanya. Gimana mau tanya sama Dara," ucap Agapita berbohong.

I'm not perfect [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang