"Yuhuuu bunda. Anakmu telah kembali," teriak Alardo dari depan pintu rumah saat memasuki rumahnya. Dia bersama Agapita yang ada di sebelahnya. Alardo baru saja menjemput Agapita dari rumahnya.
"Berisik tau ngak sih Al," ucap Pita sambil menatap tajam sahabatnya itu.
Alardo tak peduli. Dia melangkahkan kakinya ke ruang keluarga. Dia melihat ibunya sedang duduk di sofa sambil menonton televisi. Dia pun menghampiri ibunya dan langsung duduk di sebelah ibunya itu.
"Pita mana Al?" tanya ibunya kepada Alardo.
"Ngak tau ilang. Ditelen bumi dia," jawab Alardo ngawur sambil menyenderkan kepalanya di bahu ibunya.
"Bunda, anak perempuanmu ini datang," ucap Pita sambil menghampiri ibu Alardo yang sudah dia anggap seperti ibu sendiri. Pita duduk di sebelah ibu Alardo.
"Udah gede ya anak perempuan bunda," ucap ibu Alardo sambil mengusap puncak kepala Pita.
"Bun, anak mu ini saya loh. Kenapa saya seperti anak tiri ya?" tanya Alardo kepada ibunya dengan wajah cemberut.
"Wleee, bunda sayangnya sama Pita," ucap Pita sambil mengejek Alardo.
"Dih. Jangan ngadi-ngadi ya om," ucap Alardo tak terima.
"Astaga, Pita ini gadis perawan yang cantik dan tidak brewokan. Seenak jidat manggil om," ucap Pita sambil mendengus kesal.
Ibu Alardo yang melihat kedua anaknya yang bertengkar hanya bisa menggelengkan kepalanya tak mengerti lagi dengan tingkah Pita dan Alardo. Dia menganggap Pita sebagai anak kandungnya sama seperti Alardo.
"Udah jangan berantem. Al, ambilin kotak kecil di laci kamar bunda," perintah ibunya kepada Alardo.
"Iya bun," ucap Alardo lalu bangkit dari duduknya dan segera mengambil kotak kecil dari lemari ibunya.
Tak lama kemudian, Alardo kembali sambil membawa kotak kecil di tangan kanannya. Dia membolak balikan kotak hitam itu. Seperti wadah perhiasan.
"Bunda. Ini apaan?" tanya Alardo sambil memberikan kotak yang ada di tangannya kepada ibunya.
Ibu Alardo pun menerimanya dan membuka kotak itu. Berisi kalung dengan liontin berbentuk awan dan ada permata kecil bewarna biru di bawahnya liontin. Liontin awan dan petir yang di taburi permata dan bewarna silver.
"Waw, cantik banget liontinnya," ucap Alardo kepada ibunya.
"Liontin ini punya Pita. Ibunya Pita ngasih liontin ini ke bunda. Dia minta buat ngasih liontin ini ke Pita saat umur dia 17 tahun. Bentar lagi kan dia ulang tahun yang ke 17, nah bunda kasih ini sekarang buat Pita," jelas ibu Alardo kepada anaknya itu.
"Bunda ngak bohong? Liontin ini dari mama?" tanya Pita sambil menatap liontin yang dipegang oleh ibu Alardo.
"Iya sayang. Ini hadiah kamu dari mama kamu. Bunda baru inget kemarin dan minta Al buat jemput kamu tadi pagi ke sini. Bunda mau ngasih liontin ini ke kamu. Kenapa bunda kamu milihnya awan? Itu sesuai sama nama kamu. Arti nama Hercilia sendiri yaitu lembut. Hati kamu itu lembut. Sama kaya awan ini. Al, pasangin ini ke Pita," ucap ibunya lalu memberikan liontin yang dipegang kepada anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not perfect [END]
Teen Fiction[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] [JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT KALAU BACA] Agapita Feodora Hercilla, gadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya sejak dia lahir. Bahkan ayahnya selalu menyalahkannya tentang kematian ibunya. Hanya paman dan bibi...