"Kan, dugaan gue bener. Ini mah rumah temen gue," ucap Dara sambil keluar dari mobilnya di susul oleh Pita yang berdiri di sebelahnya.
"Ya mana gue tau lah. Gue kan kagak kenal temen lo itu," jawab Pita sambil melangkahkan kakinya mengikuti Alardo yang sudah berjalan dahulu.
Alardo tersenyum senang sambil berjalan. Akhirnya dia bisa menemui orang yang memiliki bukti untuk menyadarkan ayahnya. Bukannya dia tidak senang dengan kehidupan ayahnya. Bukannya dia tidak bahagia dengan kehidupannya dan juga ibunya. Tetapi, Alardo ingin yang terbaik bagi ayah nya dan menyadari akan kesalahan menikahi ibu Adolf.
"Uw, abang Al tersenyum bahagia. Akhirnya bisa nemuin orang yang punya vidio bukti 5 tahun lalu," goda Pita yang ada di sebelah Alardo.
"Pit, lo napa sih dari tadi ngegodain orang mulu? Ngak kek biasanya lo. Lo lagi seneng? Atau obat lo abis. Heran gue," ucap Dara kesal pada sepupunya itu.
"Dara sayang. Gue udah bilang kan tadi kalau obat gue masih ada kok. Nih buktinya," ucap Pita sambil mengeluarkan botol kecil berisi beberapa butir obat yang sering dia bawa.
Dara menghembuskan napasnya kasar. Bukannya dia tidak suka dengan celotehan yang dikeluarkan oleh bibir Pita. Tetapi, dia heran saja. Mengapa sepupunya itu menggoda orang-orang hari ini. Seperti bukan Pita yang biasanya.
"Lo siapa hah? Keluar ngak dari tubuh sepupu gue. Keluar cepet setan," ucap Dara sambil memiting kepala Pita dengan tangan yang berada di kepala Pita.
Pita yang diperlukan seperti itu memukul-mukul lengan sepupunya agar dilepaskan. Hey, ini dirinya sendiri. Tidak ada setan yang merasukinya. Mengapa sepupunya itu bisa berfikir ada setan yang merasuki dirinya? Tak habis pikir Pita pada sepupunya itu.
"Dara, lepasin anjir. Ini gue Agapita Feodora Hercilla. Gue bukan setan bego," ucap Pita sambil memukul-mukul lengan sepupunya.
Adara yang mendengar itu langsung melepaskan cekalannya kepada Pita. Tetapi dirinya masih tidak yakin jika itu adalah sepupunya. Sikapnya tidak seperti biasanya.
"Gue lepas. Tapi gue curiga aja gitu sama lo. Lo ngak kayak biasanya. Kan ngeri," ucap Dara menggedikan bahunya lalu menyusul Alardo yang sudah berdiri di hadapan rumah temannya itu.
"Beres berantemnya?" tanya Alardo pada kakak beradik sepupu itu.
Agapita dan Adara yang mendengar itu hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tersenyum lebar. Apakah salah mereka bertengkar?
"Salah ya gue?" tanya Pita dengan polos.
Alardo yang mendengar itu berbalik dan melihat wajah Pita. Alardo merasa aneh dengan Pita. Biasanya gadis itu tidak bersikap seperti itu. Tapi kenapa sekarang menjadi seperti sekarang?
"Lo... lo bukan Pita? Pita biasanya kagak kayak gini," ucap Alardo heran menatap sahabatnya itu.
"Kan. Apa gue bilang juga Pita. Lo aneh tau ngak hari ini. Kesambet setan yang kita omongin tadi hah?" tanya Dara pada sepupunya.
Pita yang mendengar itu menghembuskan napasnya pasrah. Dia senang salah, dia sedih salah. Jadi dia harus bagaimana hah? Toh hari ini dia lagi ingin bahagia.
"Gue Pita. Astaga, gue cuman lagi mood aja buat seneng, jailin orang. Yakali gue setan," ucap Pita sambil cemberut.
Alardo dan Adara yang mendengar itu menggelengkan kepalanya tak mengerti dengan tingkah Pita.
"Udah ah nanya ke gue nya. Cepet tekan bel nya," ucap Pita sambil mendorong pelan tubuh Alardo.
Alardo pun segera mengulurkan tangannya untuk menekan bel yang ada di hadapannya. Tak lama kemudian, muncullah remaja lelaki dengan umur yang hampir sama dengan mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not perfect [END]
Teen Fiction[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] [JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT KALAU BACA] Agapita Feodora Hercilla, gadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya sejak dia lahir. Bahkan ayahnya selalu menyalahkannya tentang kematian ibunya. Hanya paman dan bibi...