Ting...
Pesan masuk dari ponsel Alardo. Lelaki itu langsung membuka dan mengeceknya. Ini sudah pukul 11 malam lewat 50 menit. Lelaki itu belum tidur karena tidak bisa tidur.Tertera nama Adolf disana. Alardo mengernyitkan keningnya. Tumben sekali adik tirinya itu mengirimkannya pesan.
Adolf
Adolf:
Bunda buat rencana Al.
Dia ngak cuman ngincer lo.
Dia juga ngincer nyawa Pita.Alardo membaca pesan yang dikirim oleh adik tirinya itu. Dia membelalakan matanya tak percaya. Wanita tua itu mengincar nyawa Pita? Apa alasan di balik rencananya ini? Sial, dia harus menjaga sahabat kecilnya itu dengan ketat.
Adolf
Me:
Apa maksudnya ngincer nyawa Pita?
Dia ngak ada urusan sama bunda lo.
Jangan bohong deh Dolf.Adolf:
Gue ngak bohong anjir.
Gue ngak akan nyelakain orang yang
ngak bersalah. Ini kaitannya sama nyawa
Al.Me:
Gue bakal pegang omongan lo.Setelah membalas pesan Adolf, dia membanting ponselnya di kasurnya. Sial, wanita tua itu begitu merepotkan baginya.
Bagaimana caranya membuktikan pesan yang Adolf kirim tadi? Alardo memutar otaknya. Dan ya, dia baru saja ingat jika menyimpan kamera penyadap di kamar ibu Adolf. Ini adalah waktu yang tepat untuk melihat isi kamera itu.
Alardo mengambil ponselnya yang terletak di kasur. Dia mendudukan tubuhnya di ujung kasur sambil membuka akses yang diberikan Elang tentang kamera itu. Selain melihat gambar, dia bisa mendengar semua rencana ibu Adolf.
Alardo mulai memperhatikan dengan serius dan juga mendengar setiap kalimat yang diucapkan oleh ibu Adolf dengan serius.
Setelah mendengar semuanya, ternyata ucapan Adolf benar. Ibunya mengincar nyawa Pita dan juga dirinya.
Yang lebih mengejutkan bagi Al adalah ibu Adolf yang telah mengetahui jika perusahaan utama milik ayahnya untuk generasi berikutnya ada di tangannya. Ternyata wanita itu ingin agar perusahaan utama milik ayahnya jatuh ke tangan Adolf.
"Ini orang jalanin rencana nya kapan ya? Mana ngak ngucapin tanggal. Sial banget," ucap Alardo frustasi sambil membaringkan tubuhnya di kasur.
"Besok waktu ulang tahun Pita kah? Ah ngak mungkin. Itu ngak mungkin. Tapi yang bikin gue heran adalah dia bilang kalah dia temen ibu Pita? Seriously? But why didn't mom tell me? " tanya Alardo pada dirinya sendiri sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Ah anjing. Dia punya dendam kesumat banget apa? Fix, gue harus jaga Pita," ucap Alardo dengan nada lirih.
Deru napasnya tidak terkontrol karena mengkhawatirkan rencana ibu Adolf yang akan melukai sahabatnya. Dia tidak ingin kehilangan sahabat yang telah menemaninya sejak kecil itu.
***
"PAGI SEMUA. AYO SIBAKKAN SELIMUT KALIAN. MARI MANDI. HARI INI SEKOLAH KAWAN," teriak Pita yang sudah mandi sejak pagi tadi. Dara, Emon, dan Bela menginap di rumah Pita setelah acara perayaan kecil ulang tahun Pita kemarin."Bolos ya bolos. Males gue," ucap Emon sambil menaikkan kembali selimutnya hingga menutupi semua badannya.
"Tidak ada kata terlambat kawan. Cepet mandi," ucap Pita sambil menyisir rambutnya di depan kaca rias.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not perfect [END]
Teen Fiction[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] [JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT KALAU BACA] Agapita Feodora Hercilla, gadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya sejak dia lahir. Bahkan ayahnya selalu menyalahkannya tentang kematian ibunya. Hanya paman dan bibi...