Hari ini merupakan hari libur. Kedua sahabat Pita dan juga sepupunya menginap di rumahnya. Pita sendiri sudah bangun sejak tadi dan telah mandi. Alardo menghubunginya semalam. Alardo akan menjemputnya untuk di ajak ke rumah ibu Alardo.
"Dara... gue nanti pergi. Lo jaga rumah ye," ucap Pita sambil memgguncang-guncangkan tubuh Dara.
"Lo mau kemana Pit? Lo udah mandi?" tanya Bela baru saja bangun dan melihat handuk terlilit di kepala Pita untuk mengeringkan rambutnya.
"Gue nanti mau ke rumah Al buat ketemu ibunya. Lo mau balik apa nginep lagi?" tanya Pita sambil membuka handuknya dan mengeringkannya menggunakan hairdryer.
"Uwu, ketemu camer nih ye," goda Bela sambil bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi.
"Matamu camer. Emaknya Al itu kayak emak gue sendiri. Dia yang udah jaga gue dari kecil," ucap Pita masih fokus mengeringkan rambutnya.
"Pit, lo ngak dijodohin sama si Al? Secara lo berdua dah deket banget dari kecil," tanya Emon sambil bangun dari tidurnya. Sejak tadi dia mendengar percakapan antara Bela dan Pita.
"Nah, emaknya si Al juga baik banget sama Pita. Apa ngak ada niat ya buat jodohin anaknya?" tanya Dara heran. Dara baru saja bangun dan mendengar ucapan Emon tadi.
"Lo berdua baru aja bangun pertanyaan lo berdua ngelantur tau ngak sih. Jangan ngadi-ngadi deh," ucap Pita tidak terima.
"Tapi ya, lo berdua kek nyembunyiin sesuatu. Apa jangan-jangan hubungan backstreet?" tanya Emon semakin melantur.
Pita bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya mendekati kasur. Tangannya meraih sebuah bantal dan melemparkannya pada Emon. Bantal itu tepat sekali mengenai wajah Emon.
"Ngawur lo. Cuci muka sana. Sebelum lo bertiga mandi, jangan turun ke bawah buat sarapan," ucap Pita kesal lalu melangkahkan kakinya untuk turun ke lantai dasar.
"Ibu tiri, mengapa engkau sangat kejam kepada anak-anakmu ini?" tanya Emon mendramatis.
Pita tidak mempedulikan ocehan Emon. Dia memilih untuk turun. Saat di lantai dasar, dia langsung berjalan ke dapur dan melihat asisten rumah tangganya yang sedang memasak.
"Bi, ada yang bisa Pita bantu?" tanya Pita sambil menghampiri asisten rumah tangganya.
"Eh, non Pita udah bangun? Tumben banget. Mau kemana non?" tanya asisten rumah tangganya itu sambil menuangkan nasi goreng yang telah dia buat ke dalam mangkuk besar.
"Ngak kemana-mana sih. Entar nunggu Al jemput buat ke rumah ibunya. Sini bi, Pita bantuin," ucap Pita kepada asisten rumah tangganya.
"Ngak usah repot-repot. Biar bibi yang masak aja," jawab asistennya itu.
"Jangan gitu dong bi. Pita taruh nasi gorengnya ke meja makan ya," ucap Pita sambil mengabil mangkuk yang berisi nasi goreng dan membawanya ke meja makan. Sedangkan asisten rumah tangganya sedang mencuci wajan yang telah digunakan.
Pita memilih untuk duduk dan memainkan ponselnya sambil menunggu kedua sahabatnya dan sepupunya turun untuk sarapan.
Pita memilih untuk membuka akun instagramnya. Akunnya seperti akun mati. Namun, dengan pengikut banyak. Pita jarang sekali memposting foto. Pita memilih untuk mencari fotonya dengan Alardo untuk dia posting. Setelah dia mendapatkannya, dia mempostingnya lalu meletakan ponselnya. Dalam 1 menit, sudah ratusan orang yang menyukai fotonya dan juga berkomentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not perfect [END]
Teen Fiction[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] [JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT KALAU BACA] Agapita Feodora Hercilla, gadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya sejak dia lahir. Bahkan ayahnya selalu menyalahkannya tentang kematian ibunya. Hanya paman dan bibi...