Part 22

21 7 0
                                    

Hari demi hari telah berlalu. Alardo sedang membaringkan tubuhnya di kasur sambil memandang langit-langit kamarnya. Sejak pagi, lelaki itu masih bingung untuk memberikan kado ulang tahun apa yang cocok untuk sahabatnya.

Alardo melirik jam dinding yang terpasang di tembok kamarnya. Sudah menunjukan pukul setengah 8 malam. Ah, sial. Dirinya belum mendapatkan kado untuk besok.

"Astaga, gue beli apaan ya. Si Pita sukanya apaan ya? Gue kayak bukan sahabat dia deh. Ngak tau apa yang dia suka," ucap Alardo sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Bunda kayaknya tau deh," ucap Alardo lalu bangkit dari duduknya dan segera mencari ibunya yang sedang ada di kamarnya.

Sesampainya di depan pintu kamar, Alardo mengetuk pintu kamar milik ibunya dengan halus. Setelah mendengar jawaban dari ibunya, dia segera masuk ke dalam kamar ibunya. Alardo dapat melihat seorang wanita paruh baya sedang duduk di kasurnya dengan tangan yang memegang laptop.

"Tumben cari bunda. Ada masalah?" tanya Ibunya kepada Alardo sambil menutup laptopnya.

Alardo menggelengkan kepalanya pelan lalu menghampiri ibunya dan duduk di sebelahnya.

"Bunda, Pita kira-kira suka apa ya? Besok kan ulang tahun dia. Nah, Al belum beli kado," ucap Alardo memelas pada ibunya.

Ibunya yang mendengar itu terkekeh. Ternyata anak laki-lakinya sedang mengalau tentang kado ulang tahun.

"Astaga Al. Kamu tau kan kalau Pita itu suka boneka beruang. Kenapa ngak beliin itu?" tanya Ibunya pada Alardo.

"Ya masa setiap tahun Al ngasihnya itu terus. Kayak ngak ada yang lain aja. Apa ya yang bagus buat di kasih ke dia?" tanya Alardo pada ibunya lagi.

"Dengerin bunda. Kado itu diberikan dari hati sayang. Bukan karena dia suka atau enggak. Kalau ngasihnya dari hati, pasti sang penerima bakal senang. Nah, sekarang masih jam setengah 8. Kamu mending ke mall sambil nyari barang yang menurut kamu itu baik di kasih ke Pita. Dikasih dan dibelinya penuh cinta. Pasti Pita seneng," ucap ibunya itu sambil tersenyum di akhir kalimatnya.

"Ouh gitu ya bund. Al pergi ke mall dulu ya. Dadah bunda ku tersayang," ucap Alardo lalu mengecup pipi ibunya. Dia pun segera keluar dari kamar ibunya dan mengambil kunci motornya di kamarnya.

Setelah Alardo mengambil jaket dan kunci motornya, dia segera keluar dari rumahnya dan menuju ke parkiran untuk mengeluarkan motornya.

Alardo segera mengeluarkan motornya dan melajukannya menuju mall. Dia melajukannya dengan kecepatan sedang.

Sesampainya di mall, lelaki itu hanya memutari tempat itu. Dia masih bingung ingin membelikan hadiah apa untuk Pita.

Alardo memilih untuk memasuki sebuah toko pernak-pernik. Dia melihat beberapa liontin yang sangat indah dimatanya. Dia jatuh hati pada sebuah gelang berliontin mahkota.

Gelang bewarna hitam dengan liontin mahkota kecil bewarna silver. Hanya dengan melihatnya saja, Alardo langsung suka.

Sebenarnya masih banyak gelang dengan liontin berbeda. Tetapi Alardo memilih gelang dengan liontin mahkota agar Agapita selalu mengingatnya. Itu sesuai dengan arti nama Alardo. Yaitu pangeran.

Alardo segera membawa gelang tersebut dan membayarnya di kasir. Akhirnya dia tidak pusing lagi memikirkan kado untuk sahabatnya itu. Dia berencana akan memberikan gelang itu besok dan menghabiskan waktu malamnya bersama Pita, ibu, dan ayah Pita.

***
Pita sedang membaringkan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Besok dia berumur 17 tahun dan harapannya telah terwujud selama 16 tahun untuk menyadarkan ayahnya.

I'm not perfect [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang