Siang hari yang cukup terik, sebuah kelas tampak lebih tenang dari pada kelas lainnya. Hal itu karena jam pelajaran kosong, dan kelas pun kosong hanya ada Titania dan Ria yang duduk di sana membuat kelas terasa senang dan damai.
"Mau nggak?" tanya Titania menawarkan susu kotak yang ada di hadapannya, ia baru saja dibelikan susu kotak oleh Gio. Itulah yang membuat pertemanan Titania, Gio dan Rafael berjalan lancar. Lebih tepatnya, karena Titania, Rafael dan Gio saling mengerti satu sama lain.
"Nggak usah, Ta. Gue bawa minum," kata Ria yang mengacungkan botol minum yang berisi air mineral, gadis itu memang biasanya membawa air mineral dari rumah dan membuat gadis itu tidak terlalu sering ke kantin.
Titania mengangguk dan segera menusukkan sedotan di tempat yang sudah disediakan, gadis itu menyeruput susu kotak cokelat dengan bahagia. Suasana hatinya yang buruk seakan terobati hanya dengan susu kotak cokelat yang diminumnya.
"Kamu habis nonton sama Alvaro ya?" tanya Ria membuat gadis yang sedang menikmati minumannya terkejut, "aku lihat di story Alvaro kemarin," lanjutnya.
"Lo punya nomornya Alvaro?"
Ria menggeleng keras. Gadis itu berujar, "Bukan! Tapi di instastory, bukan story WhatsApp. Dia kayaknya sayang banget sama kamu, Ta."
"Lo follow dia?" tanya Titania dengan dahi yang berkerut, Ria meringis dan mengangguk dengan malu-malu. "Lo suka ya sama dia?" tuding Titania dengan tertawa pelan.
"Enggak!" sanggah Ria mencoba meyakinkan Titania bahwa dirinya tidak menyukai Alvaro, "aku udah lama aja follow dia, waktu dia masih di sekolah lamanya."
"Oh ya? Lo bahkan tahu dia dulu?"
Ria mengangguk malu-malu. "Iya, soalnya dia temannya sepupu aku. Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya? Ini rahasia," katanya yang diangguki oleh Titania.
"Siap-siap, gue nggak ember kok. Lagian apa lagi yang lo tahu dari Alvaro?" tanya Titania dengan semangat, gadis itu menatap Ria yang hampir membuka mulutnya hanya saja langsung terkatup rapat membuat Titania mengerutkan keningnya. "Kok diam?"
"Kalau nanya langsung aja sama orangnya, kenapa harus nanya ke orang lain?"
Deg.
Suara seorang laki-laki membuat jantung Titania berdegup kencang, Titania menoleh dan mendapati Alvaro berdiri dan memakan permen kaki yang ada di tangannya.
"Kenapa? Kaget?"
***
Alvaro terkekeh melihat wajah Titania yang merona malu karena terpergok menanyakan seorang Alvaro Narendra dan itu adalah dirinya. Tentu saja Alvaro melarang Titania menanyakan tentangnya pada orang lain, karena sebuah 'katanya bisa ditambah atau dikurangi.
"Kenapa? Kaget?"
"Nggak! Ngapain sih lo di sini?"
Alvaro mengerutkan keningnya dan duduk di kursinya yang mana adalah di samping gadis itu. "Ini kan kelas gue, wajar kan kalau gue di sini?" katanya membuat Titania mendengus.
"Mau dong," kata Alvaro hendak merebut susu kotak milik Titania yang sayangnya malah hampir memeluk gadis itu karena posisi Titania yang sedang menghadap ke arah belakang.
Ria yang menyaksikan adegan itu hanya melongo dan menutup matanya, Titania jelas mencak-mencak karena hal itu. Alvaro menggaruk tengkuknya yang tak gatal, jelas sekali bahwa Alvaro pun ikut salah tingkah karena kejadian tadi.
"Modus banget sih!"
Mendengar ucapan Titania membuat Alvaro tertawa kecil. "Ta, abis ini ke perpus mau rangkum sejarah Indonesia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
Teen Fiction- Karena hanya sampah yang mau menerima sampah - *** Disayangi oleh orang yang disukai bukankah hal yang menyenangkan? Lalu, bagaimana jika dibenci oleh orang yang disukai? Bahkan, sampai bunuh diri dan hampir mati saja dia tidak peduli. Bagaimana...