•14• RANGGA-Sya

257 20 0
                                    

"Langit selalu bercerita di senjanya tentang dunia yang nestapa. Dan air yang begitu dingin hanya diam dibawa angin."
-Agatha Januari-

•••

Hi guys back with This chapter
Maaf baru update xixi
Jangan lupa follow n vote 🌚
Jangan lupa komen jgaa 🌝

Happy reading 🤺💸

"Lepasin tangan lu BRENGSEK!" murka Selin saat tangan Aksa meraba wajah Illona.

Aksa seketika menoleh saat mendengar perkataan gadis itu, ia spontan memindahkan fokusnya dan berjalan pelan mendekati Selin. Kemudian ia mengangkat lengan kekarnya dan mencekam pipi sang gadis, bahkan kuku jari pria itu terasa mulai menusuk.

"Akhhs...lepasin BAJINGAN!"

"Lu keliatan beda, gimana kalau lu yang pertama? Hm"

"Najis!!"

"Hahahaha" gelak tawa Aksa terdengar di sekujur ruangan.

"Lepasin ikatannya" seru pria itu seraya memandang anggota Exer dibelakangnya, dengan cepat ikatan yang mengapit kedua tangannya itu dilepas dan memperlihatkan pergelangan tangan yang sedikit memucat karena tidak ada aliran darah.

Aksa sedikit menyeret gadis itu menjauh agar ia lebih leluasa bermain dengannya, Selin memberontak sebisa mungkin namun ia masih belum bisa bergerak saat kedua kakinya masih diapit kuat.

"Baju lo mau gua bukain, apa mau buka mandiri nih"

"ANJING LO !!" kelakar Mey dengan penuh emosi, gadis itu juga tidak mungkin diam saat sahabatnya di cela. Sedangkan Laura dan Illona berusaha mengambil gunting yang digunakan anggota Exer saat membuka ikatan Selin.

Selin memberi isyarat bahwa ada benda tajam yang dekat dengan posisi mereka bisa digunakan. Illona yang peka dengan tatapan itu mulai menelusuri setiap arah dan ya ada gunting kecil disana. Aksa kemudian terkekeh saat mendengar penuturan Mey.

"Lo semua" tutur Aksa seraya menunjuk seluruh anggota Exer

"Pilih tipe body yang lo suka" sambungnya diiringi senyum miring yang terpampang jelas. Kemudian tentu hal itu disambut dengan senyum yang sumringah dari mereka semua.

Derap langkah puluhan remaja itu mulai mendekati para gadis yang duduk tak berdaya. Sedangkan Selin mencoba melepaskan cengkraman tangan Aksa pada pipinya. Dengan lihai tangan kiri Aksa yang sedang menganggur ia naikkan pada bagian atas seragam Selin, kancing pertama berhasil ia lepas.

"Yess" gumam Illona pelan saat ikatan pada tangannya berhasil ia buka diam-diam. Kemudian ia membantu melepas ikatan pada pergelangan Laura , berhasil. Illona tetap menyembunyikan tangan itu seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Sthh" kode Laura yang tertuju pada Mey, wajah Laura sama sekali tak menoleh berusaha agar tak membangkitkan rasa curiga sedikitpun.

"Apa?" Sahut Mey menatap bingung wajah Laura.

"Siniin tangan lo"

"Hah?"

"Siniin cepat anjing"

"Eh-hh"

"Nah, udah tapi tangan lo taruh dibelakang aja. Untuk selanjutnya lo udah paham pasti."

Mey menatap kedua tangannya yang sudah terlepas lalu memandang Laura dan Illona. Illona memberi anggukan dan senyum halus pertanda kalau ia juga sudah siap untuk hal ini, kemudian Mey mengangguk pelan lalu kembali menoleh melihat Selin yang sedikit jauh dari mereka perihal gadis itu yang sempat diseret Aksa. Derap kaki puluhan remaja itu kini hanya berjarak beberapa meter lagi, wajah mereka bertiga cukup datar kali ini.

Rangga-Sya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang