"Hanya bertanya, sudah berapa lama memikirkan sesuatu yang tiada hasilnya?"
-Agatha Januari-•••
Hai semua back with This chapter 🌼
Thank you buat yg udah baca sampai disini, i'm so gratefulOiya jangan lupa follow n vote yaah
Jangan lupa komen jgaa 🌝
RameinHappy reading ✨
•
•
Sudah beberapa hari mereka habiskan dirumah sakit, Rangga dan Tasya juga semakin dekat bahkan sudah seperti kura-kura dan tempurungnya.
Setiap Tasya ingin pergi ke kamar mandi, Rangga tak melewatkan sedetikpun untuk menunggunya didepan. Bahkan setiap gadis cantik bak Dewi Yunani itu ingin tidur, Rangga dengan senang hati menemaninya.
Pagi hari ini tidak seperti biasanya Rangga meninggalkan Tasya di ruangan mereka, perihal pria itu yang ingin membeli makanan di kantin rumah sakit untuk Tasya. Biasanya untuk hal seperti ini mereka dibantu yang lain namun sahabat-sahabat mereka masih di sekolah mengikuti pembelajaran.
Tasya masih duduk di kursi roda, kakinya juga ikut terluka karena perbuatan Kenzo. Sekarang gadis itu sedang menatap outdoor rumah sakit yang begitu luas dari balkon ruangannya. Sebenarnya ia menatap seseorang dari atas, melihatnya mengantri di counter kantin rumah sakit membangkitkan senyum Tasya.
"Tok tok tok"
Suara ketukan pintu itu mengalihkan atensi Tasya, gadis itu menoleh lalu
"Masuk" ujarnya dengan nada sedikit tinggi, pintu itu terbuka dan menampilkan tiga gadis cantik yang tak asing dimatanya.
"Good morning bitch, long time no see" ujar salah satu diantara mereka. Tasya sedikit terkejut namun melempar senyum miringnya.
"Rindu sama gue ya, sampe bolos sekolah buat kesini"
"Wait, gila udah ganas aja nih cewe"
"Kenapa?hm buktinya lo sekarang disini"
"Terserah lo mau bilang apa, kita cuman mau nyampein sesuatu aja sih" ujar salah satu gadis yang berdiri ditengah-tengah mereka. Kemudian dengan lancang gadis itu duduk dan mengambil buah di nakas ruangan Tasya.
"Lo!-" tegas gadis itu sengaja menghentikan ucapannya "jangan kegatelan bangke!" Sambungnya menekankan setiap perkataan yang keluar. Tasya merengutkan alisnya lalu kembali memberi tatapan bengis.
"Riana, lo itu good looking tapi bad attitude ya, gue berharap sih anak lo dimasa depan gapernah dengar cerita ibunya waktu masih muda, nanti malah ikutan bengis kaya lo" balas Tasya dengan nada yang berkesan meremehkan, dagu gadis itu juga sedikit terangkat.
Riana yang sudah tidak tahan dengan makian yang dilontarkan Tasya berdiri seketika, melangkah mendekati sang gadis yang masih terduduk di kursi roda.
"Lo! Gausah deketin Rangga BANGSAT, LO ITU KEGANJETAN TAU GA?!!" teriaknya didepan gadis itu seraya menunjuk wajah Tasya tak sopan.
"Gue?" Tanya Tasya santai, wajahnya masih terlihat tenang "Gue apa lo? Gue masih gadis kali Ri, haha" sambungnya dengan kekehan kecil. Riana benar-benar kalut sedangkan Kay dan Dinda yang duduk di salah satu sofa disana menatap nyalang Tasya.
"Plakk"
Satu tamparan keras mendarat di wajah Tasya, wajahnya menyamping namun masih bisa ia tahan. Gadis itu memegang pipinya yang sedikit panas lalu berusaha berdiri sebisa mungkin. Ringisan pelan keluar dari mulutnya namun itu tak membuatnya gentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga-Sya [On Going]
Romance"Lo ga kenapa-kenapa kan?" Rangga Ajaksen Pratama, pria yang terkenal sempurna secara fisik. Pria tampan yang merupakan leader Stafford, geng motor terpandang di Jakarta bahkan untuk seluruh Indonesia. Kehidupannya yang dikenal nyaman bak raja kini...