•18• RANGGA-Sya

311 19 0
                                    

"Selamat pagi , dirimu yang kukagumi jauh dari relung hati"
-Agatha Januari-

•••

Hai semua back with this chapter 🌼
Thank you buat yg udah baca sampai disini i'm so grateful🙌

Jangan lupa follow n vote ✨
Jangan lupa komen jgaa, rameiin 🌚🌝

Happy reading ♥️

"Gimana kalian ada yang luka?" Tanya Rangga seraya memandang keempat sahabatnya yang sudah sampai di ruangan mereka.

"Aman" tutur Riygen dengan santai lalu mengambil tempat duduk di sofa

"Mereka gimana?" Timpal Rangga balik memandang beberapa gadis yang sedang bercengkrama dengan Tasya

"Lo raguin kita nih ceritanya?"

Rangga hanya mendelik, sambil menatap jahil teman-temannya "Mereka masih gadis Bas, nanti kenapa-kenapa lo mau tanggung jawab?"

"Emang Tasya gimana?" Balas Bastian seraya menaikkan kedua alisnya, Rangga terdiam telak, pertanyaan itu sedikit mengganggu dipikirannya. Adam menyadari perubahan pada raut wajah Rangga, kemudian ia menyenggol pelan pundak Bastian.

"Canda goblok, aelah Rangga mah"

"Gue keluar dulu, titip Tasya" ungkapnya datar, tanpa menunggu respon dari mereka, pria berahang kokoh itu melenggang keluar.

"Woi! Lu mah bego" seru Herry sembari menampar kecil pelipis Bastian

"Akh, bego pala lu orang Rangga emang mau keluar"

"Tolol Sumardi"

"Dony"

Adam menatap mereka datar, kemudian tanpa mengubris dua pria gila itu ia memilih duduk di samping Riygen dan menatap Illona dari kejauhan. Gadis itu sedang tertawa terbahak-bahak dengan sahabatnya.

•••

Rangga berjalan menyusuri koridor, pikirannya meracau tak jelas, ia memikirkan bagaimana Tasya mendapat semua musibah yang menimpa dirinya.

"Ahkks" sarkasnya seraya mengacak-acak rambutnya frustasi. Akhirnya derap kakinya berhenti tepat di taman belakang rumah sakit ini. Dengan cepat matanya menjuru taman dan akhirnya menemukan sesuatu.

Ia mendudukkan tubuh proposionalnya di salah satu bangku taman yang kosong disana. Kemudian menikmati terpaan angin sepoi-sepoi yang sedikit menenangkan pikiran.

"Huhh"

"Gue harus kuat, di depan Tasya"

"Gue gaboleh kaya gini"

"Iya betul"

"Gue juga gaboleh pasrah"

"Gue harus selalu ada buat dia"

"Gue juga harus lindungin Tasya"

"Iyaa"

"I will make you be mine, Tasya"

"Rangga"

Rangga menoleh saat mendengar suara yang tak asing di telinganya. Pria itu melihat Tasya yang didorong oleh Mey serta para sahabatnya di samping gadis itu.

Rangga-Sya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang